Dengan situasi ini, pemprov mendesak pemerintah kabupaten/kota untuk mengaktifkan posko siaga, memastikan kesiapan personel pemadam, serta menyiapkan logistik dan alat berat. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat desa dan pelaku usaha di sektor perkebunan juga diperkuat agar tidak menggunakan api dalam pembukaan lahan.
Lahan gambut menjadi fokus utama dalam pencegahan karhutla karena sifatnya yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Sekda Edward menyebut bahwa pemahaman dan pengelolaan lahan gambut harus ditingkatkan melalui pendekatan edukatif dan teknis.
“Lahan gambut ini kalau sudah terbakar, bisa mengeluarkan asap selama berminggu-minggu. Tidak cukup hanya dengan disiram air, perlu teknik khusus dan pemantauan ketat,” jelasnya.
Dengan latar belakang sejarah kebakaran besar, peringatan dari BMKG, dan status siaga yang telah ditetapkan, Pemprov Sumsel menegaskan bahwa tahun ini bukan waktu untuk lengah. Setiap batang rumput yang terbakar bisa berubah jadi bara api pemicu bencana nasional.
“Karhutla bukan hanya tentang asap, tapi tentang nyawa, masa depan anak cucu, dan wajah Sumatera Selatan di mata dunia. Mari kita jaga bersama,” tutupnya. (*)