Perangko Lelap

Senin 11 Mar 2024 - 00:47 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

"Sendirian saja," jawab saya. Mereka sudah lelah mendampingi rombongan Bakkah. 

Saya pun langsung ke masjid Al Haram seorang diri: tawaf –mengelilingi Kakbah tujuh kali. 

Saya doakan si perangko. Juga anak-anak perangko. Cucu-cucu. Orang-orang terbaik. Sahabat-sahabat. Perusuh. 

Lalu saya masih harus Sa'i: tujuh kali jalan kaki dari bukit Sofa ke bukit Marwa. Begitulah dulu istri Ibrahim (Abraham) bersusah payah bolak-balik mencarikan air untuk bayinyi –lalu tiba-tiba ada air Zamzam. 

Pukul 00.30 Umrah selesai. Saya lihat perangko sudah tidur dengan pulasnya.(Dahlan Iskan) 

Kategori :