REL, CHARLOTTE – Momen krusial terjadi di Bank of America Stadium, di mana Inter Miami mengalami kekalahan telak 3-0 dari Charlotte FC. Pertandingan yang berlangsung pada hari Minggu (15/9/2025) ini menjadi kekalahan kedua berturut-turut bagi The Herons, yang tampak kehilangan arah tanpa kehadiran striker andalan mereka, Luis Suarez.
Meskipun memulai pertandingan dengan baik dan berhasil menciptakan beberapa peluang, momentum Inter Miami berbalik 180 derajat setelah Lionel Messi gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-31. Bintang asal Argentina itu mencoba melakukan tendangan Panenka, namun kiper Charlotte, Kristijan Kahlina, berhasil membaca arah bola dengan sempurna.
Hanya beberapa detik setelah kegagalan Messi, Charlotte FC menghukum Inter Miami dengan serangan balik cepat yang dituntaskan oleh Idan Toklomati, membawa tuan rumah unggul 1-0. Toklomati kembali menjadi mimpi buruk bagi Inter Miami di awal babak kedua. Setelah menerima umpan dari Wilfried Zaha, striker Israel itu mencetak gol keduanya, memperlebar keunggulan menjadi 2-0.
Petaka bagi Inter Miami berlanjut saat Sergio Busquets melakukan pelanggaran di kotak terlarang terhadap Zaha di menit ke-84. Toklomati yang kembali dipercaya sebagai eksekutor berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, melengkapi hat-trick pertamanya di MLS dan memastikan kemenangan 3-0 untuk Charlotte FC.
BACA JUGA:Manajemen SFC Ajak Suporter Bersatu Sambut Liga 2
Kekalahan ini menjadi sorotan tajam terhadap kinerja pelatih Inter Miami, Javier Mascherano. Setelah menjalani jeda 14 hari pasca-kekalahan di final Leagues Cup, Inter Miami tampak tidak menunjukkan perbaikan berarti. Penampilan buruk ini menimbulkan pertanyaan besar terhadap taktik yang diterapkan Mascherano. Meskipun diduga memiliki hubungan dekat dengan Messi, tekanan untuk meningkatkan performa tim semakin bertambah.
Di sisi lain, Messi terlihat mati kutu di sepanjang pertandingan. Tanpa Suarez yang menarik perhatian bek lawan, La Pulga terus-menerus mendapat penjagaan ketat oleh dua hingga tiga pemain Charlotte. Taktik ini membuat pergerakan Messi terbatas, memaksa rekan-rekan setimnya untuk mengambil inisiatif serangan. Sayangnya, strategi tersebut tidak berjalan efektif, berujung pada kekalahan telak yang menambah daftar panjang hasil buruk Inter Miami dalam beberapa laga terakhir. (*)