REL, Muratara - Respon dampak banjir luapan yang luluh lantahkan sebagian wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumsel. Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), langsung turun tangan.
Informasi yang dihimpun, organisasi kesehatan dari beragam wilayah itu terpantau mendatangi wilayah, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Muratara Minggu (21/4) sekitar pukul 08.00 WIB.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, C.F.A, melalui Satgas yang diturunkan ke lapangan, Budiman, SKM, M.Kes, mengatakan Kemenkes RI ikut prihatin dengan dampak bencana terhadap warga di wilayah Kabupaten Muratara.
"Kami membantu pelayanan kesehatan, tim dari TCK-EMT PKK Regional Sumatera Selatan sudah beberapa hari di lokasi, bersama petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat juga ikut bahu membahu," kata Budiman.
BACA JUGA:Biaya Naik, CJH Empat Lawang Ajukan Pengunduran Diri
BACA JUGA:Polsek Purwodadi Polres Musi Rawas Sigap Bantu Evakuasi Korban Tenggelam
Saat ini sudah ada 1.625 warga yang menjadi korban banjir luapan yang mereka layani.
Dari 10 kasus kesehatan yang mereka tangani, warga banyak mengeluhkan sakit gatal-gatal atau dermatitis ada 92 pasien, mialgia 54 pasien, gastritis 36 pasien, ISPA 35 pasien, hipertensi 21 pasien, caries dentist 12 pasien, cepalgia 9 pasien, insomnia 5 pasien, asam urat 4 pasien, dan dysphepsia 2 pasien.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Tasman Majid mengungkapkan, pihaknya berterima kasih atas suport dari beragam pihak seperti Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), yang ikut membantu warga di Muratara.
Pihaknya menegaskan, masyarakat terdampak sebanyak 25.392 jiwa dalam 6.349 kepala keluarga (KK). Banjir merendam 48 desa di 5 kecamatan di Muratara.
Data terakhir rumah yang rusak berat dan hanyut sebanyak 131 unit, rusak sedang 13 unit, rusak ringan 170 unit dan rumah terendam 4.258 unit dan 9 jembatan putus.
Selain membantu pengobatan pihaknya juga sudah mendirikan posko pelayanan kesehatan di desa-desa yang terdampak banjir, melakukan fogging, dan mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan.
"Mengingat risiko penularan penyakit menjadi lebih tinggi pasca banjir ini. Kita juga memberikan pelayanan mobile melalui mobil ambulance yang disiagakan," jelasnya.
Petugas kesehatan akan terus disiagakan, untuk membantu masyarakat terdampak bencana. Untuk merespon cepat berbagai kondisi kesehatan warga di lapangan, "Sampai hari ini pasca banjir petugas kami masih di lokasi, dan Allhamdulillah berjalan maksimal," tutupnya. (*)