REL, Palembang - Partai Demokrat Sumatera Selatan menghadapi masa transisi yang krusial pasca-Pemilihan Legislatif 2024.
Ketua DPD, Cik Ujang, berada di bawah sorotan tajam terkait kepemimpinannya yang dianggap belum mampu mengangkat prestasi partai di tingkat daerah.
Meskipun Partai Demokrat telah mengalami penurunan jumlah kursi di DPRD Sumsel dari periode ke periode, situasi ini tidak sepenuhnya dapat diatributkan kepada Cik Ujang.
Faktor-faktor eksternal seperti dinamika politik nasional dan perubahan preferensi pemilih juga berperan penting dalam hasil Pileg terkini.
BACA JUGA:Viral, Protes Jalan Rusak, Pria Berdasi ini Duduk di Kubangan Air di Jalan Berlobang
BACA JUGA:Bejat! Ayah di Rejang Lebong Tega Hamili Anak Kandungnya Sendiri, Usia Kandungan Sudah 4 Bulan
Menurut analis politik, Bagindo Togar, tantangan yang dihadapi oleh Partai Demokrat Sumsel bukanlah fenomena baru.
Sejak era pasca-presiden Susilo Bambang Yudhoyono, partai ini telah mengalami berbagai konflik internal yang berdampak pada kinerja mereka di pemilihan umum.
Namun, Bagindo menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif memerlukan lebih dari sekadar pengalaman politik.
"Kualitas intelektual, komitmen organisasi, dan jaringan strategis dengan kekuatan politik lain adalah aspek penting yang harus diperhatikan dalam memilih pemimpin partai," ujarnya, seperti yang dilansir dari RMOL.id, Selasa (23/4/2024)
Dengan hasil Pileg yang mengecewakan, dinilai Partai Demokrat Sumsel kini berada di persimpangan jalan.
Evaluasi kepemimpinan Cik Ujang mungkin menjadi langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa partai dapat kembali ke jalur kemenangan dan mempertahankan relevansinya di kancah politik daerah.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah, apakah Partai Demokrat Sumsel akan mempertahankan Cik Ujang sebagai Ketua DPD atau memilih untuk mengambil arah baru dengan kepemimpinan yang berbeda? Keputusan ini akan sangat menentukan masa depan partai di Sumatera Selatan. (*/red)