Lebih lanjut, Natalion mengklaim bahwa hanya sekitar 10 persen kontraktor yang belum menerima pembayaran 100 persen. Sisanya, diakuinya telah dibayarkan lunas.
Namun, klaim Natalion ini dibantah para kontraktor. Mereka menyatakan bahwa jumlah kontraktor yang terimbas keterlambatan pembayaran jauh lebih banyak.
"Itu data yang dimanipulasi!" tegas salah satu kontraktor.
Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada iklim investasi di OKU Selatan.
Para kontraktor menjadi ragu untuk mengerjakan proyek di daerah ini, karena takut terjebak dalam situasi yang sama.
Pemerintah Kabupaten OKU Selatan didesak untuk segera menyelesaikan pembayaran proyek yang tertunda.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah juga perlu ditingkatkan agar kepercayaan publik tidak semakin tergerus. (*)