REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Pembangunan infrastruktur terus menjadi fokus utama pemerintah dalam memajukan konektivitas antar wilayah di Indonesia.
Salah satu proyek terbesar yang telah berhasil diselesaikan adalah pembangunan Jembatan Ogan di Palembang, Sumatera Selatan.
Sebagai bagian dari Ruas Tol Kayuagung-Palembang (Kramasan), Jembatan Ogan menjadi penghubung vital antara tol dan Jalan Lintas Timur Sumatera.
Dengan total panjang mencapai 1,6 kilometer dan lebar bentang utama 385 meter, serta clearance horizontal 185 meter dan clearance vertikal 16,5 meter, Jembatan Ogan telah menjadi jembatan tol terpanjang di Indonesia.
BACA JUGA:Dulu Aktor Terkenal Kini Ken Ken 'Wiro Sableng', Hidup Sederhana di Kaki Gunung
Pembangunan megaproject ini memakan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun, yang dikerjakan oleh PT Waskita Sriwijaya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ruas Kayu Agung-Palembang (Kramasan).
Proyek ini dimulai pada 1 Juni 2016 dan selesai pada Juni 2020, menandai langkah besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas di wilayah tersebut.
Direktur Utama PT Waskita Sriwijaya Tol, Herwidiakto, menjelaskan bahwa Jembatan Ogan adalah bagian integral dari komitmen BUJT untuk menyelesaikan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung sepanjang 111 km.
Sebagai penghubung strategis, jembatan ini tidak hanya memperpendek waktu perjalanan, tetapi juga menjadi ikon kebanggaan bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Bikin Kaget, Begini Profil 3 Wakil Bupati Termiskin di Sumatera Selatan
Tidak hanya sebagai infrastruktur vital, Jembatan Ogan juga menarik perhatian dengan desainnya yang memukau.
Ornamen songket Palembang yang menghiasi sepanjang parapetnya memberikan sentuhan tradisional yang mempesona.
Di sekitar area jembatan, juga dibangun replika Candi Muara Takus, melambangkan sejarah dan kekayaan budaya Kerajaan Sriwijaya.
Namun, keistimewaan Jembatan Ogan tidak hanya terletak pada desainnya yang megah. Lebih dari itu, pembangunan jembatan ini juga memberikan dampak positif ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Hampir 99% material yang digunakan berasal dari produk lokal Indonesia, memberikan dorongan besar bagi industri dan tenaga kerja lokal.