REL, Palembang - Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan melaksanakan pelepasan ekspor barang pertanian, perkebunan, dan perikanan dari Sumatra Selatan (Sumsel) dengan nilai mencapai Rp153,4 miliar.
Azhar Ismail, Pejabat Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumsel, menyebutkan bahwa ekspor tersebut terutama melibatkan produk pertanian dan perkebunan, seperti kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, expeller biji kelapa, karet lempengan, dan kelapa bulat, dengan total nilai mencapai Rp 151 miliar.
Salah satu fokus ekspor dari Sumsel adalah karet lempengan, yang secara rutin dikirim ke Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Srilanka, dan Rusia. Azhar Ismail menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor untuk meningkatkan daya saing produk-produk asal Sumsel.
Sementara itu, untuk komoditas perikanan, paha kodok sebanyak 17.076 kilogram senilai Rp 2,3 miliar diekspor ke Prancis. Sahat M. Panggabean, Kepala Badan Karantina Indonesia, menyatakan bahwa masih banyak komoditas ekspor potensial, seperti kelapa dan durian, yang dapat dikembangkan di Provinsi Sumsel.
BACA JUGA:DKP PWI Sumsel Larang Money Politik dalam Konferensi PWI Sumsel 2024
Menanggapi hal ini, Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, menegaskan bahwa ekspor ini membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi Sumsel.
Ia menilai bahwa ekspor yang terjadi menunjukkan sinergi positif antara instansi pemerintah, termasuk Badan Karantina, Bea Cukai, dan Imigrasi, serta para pengusaha, petani, dan pekebun komoditas di Sumsel.
Agus Fatoni menyimpulkan bahwa keberhasilan ekspor ini juga mencerminkan pemenuhan permintaan komoditas di daerah tersebut, serta potensi unik dan bervariasi dari durian Sumsel yang menarik bagi konsumen. (*)