Gelombang panas yang melanda beberapa wilayah di Eropa tersebut memakan korban jiwa hingga sebanyak 70.000 orang.
2. Kekeringan
Kondisi kekeringan atau degradasi tanah di suatu daerah biasanya disebabkan oleh perubahan iklim dan penyalahgunaan tanah atau laham.
Dengan kata lain, aktivitas manusialah yang menjadi salah satu penyebab lahan mengering sehingga kemudian rusak.
Ketika suatu lahan tanah mengalami degradasi, otomatis tanah tersebut menjadi tidak lagi produktif atau subur untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Akibatnya, luas lahan yang seharusnya masih dapat digunakan untuk kepentingan manusia seperti pertanian, bercocok tanam, dan pengairan pun menjadi lebih terbatas.
3. Penyebaran virus
Peningkatan suhu panas dan curah hujan, khususnya di Indonesia, merupakan beberapa dampak pemanasan global yang paling terasa.
Perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba dapat mendukung penyebaran dan infeksi virus, terutama virus-virus penyebab penyakit yang ditularkan melalui serangga dan nyamuk.
Binatang-binatang tersebut akan membawa dan menularkan bibit penyakit dengan dukungan dari perubahan cuaca, seperti panas ke hujan dan sebaliknya.
Inilah alasan di balik timbulnya berbagai penyakit khas musim penghujan atau pancaroba. Beberapa pembawa penyakit merupakan hewan berdarah dingin sehingga perubahan suhu lingkungan justru mendukung penyebaran mereka.
4. Muncul penyakit terkait panas
Pemanasan global berisiko menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti heat stroke (sengatan panas) atau heat exhaustion.
Keduanya sama-sama terjadi karena Anda terpapar suhu tinggi, sedangkan tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengembalikan suhunya.
Maka dari itu, jika Anda tinggal atau harus bekerja di wilayah yang panas, ketahui apa saja langkah yang perlu Anda lakukan untuk mencegah heat stroke dan heat exhaustion.
5. Gangguan pernapasan