REL, Jambi - Jika Anda pernah berkunjung ke Kabupaten Bungo, Jambi, ada satu kuliner khas yang mungkin belum banyak diketahui oleh wisatawan. Kuliner tersebut adalah Takik Beruk, atau yang juga dikenal dengan sebutan kantung semar atau cangkir monyet.
Makanan unik ini merupakan jajanan tradisional dari Desa Sungai Arang, Kecamatan Bungo Dani, Kabupaten Bungo, Jambi, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat Kota Muaro Bungo. Keunikan dan kelezatannya menjadikan Takik Beruk sebagai salah satu kuliner yang wajib dicoba saat berada di Jambi.
Takik Beruk bukanlah kue biasa. Keunikan utama dari kue ini terletak pada pembungkusnya yang menggunakan tanaman kantung semar, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Nepenthes. Tanaman ini tumbuh di daerah payau atau rawa-rawa sekitar Sungai Arang. Ada tiga jenis kantung semar yang digunakan, yaitu yang tumbuh di akar, batang, dan ujung daun. Ketiga jenis ini selain digunakan untuk kuliner, juga memiliki manfaat medis.
Takik Beruk berbahan dasar beras ketan yang dipadu dengan santan dan sedikit garam. Untuk variasi rasa, ada yang menambahkan pandan atau selai srikaya, serta ubi dan gula merah. Namun, pembungkusnya tetap menggunakan kantung semar untuk mempertahankan rasa dan aroma orisinal.
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Populer di Sukabumi yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA:9 Tempat Wisata Dekat Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta: Dari Ancol hingga Kota Tua
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan Takik Beruk:
1. Persiapan Bahan: Beras ketan dicuci bersih, kemudian dikukus hingga setengah matang.
2. Pencampuran: Santan dicampur dengan garam dan pandan, kemudian dimasak hingga mendidih. Setelah itu, beras ketan yang setengah matang dicampur dengan santan hingga meresap.
3. Pembungkusan: Adonan ketan tersebut kemudian dibungkus dengan kantung semar.
4. Pengukusan Akhir: Kue yang sudah dibungkus kemudian dikukus hingga matang sempurna.
BACA JUGA:9 Tempat Wisata Dekat Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta: Dari Ancol hingga Kota Tua
BACA JUGA: Tiga Calon Provinsi Baru di Sumatra Selatan Pemekaran Tahun 2024
Takik Beruk biasanya disajikan pada acara-acara tertentu seperti peringatan Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, hari raya, dan acara pernikahan. Kehadirannya dalam berbagai acara tersebut menambah nilai budaya dan tradisi masyarakat Bungo.
Kini, Takik Beruk semakin populer dan mudah ditemukan sebagai jajanan di berbagai tempat di Kabupaten Bungo. Bentuknya yang unik dan rasanya yang lezat membuat kue ini menjadi pilihan favorit sebagai oleh-oleh atau buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.