"Jiangxi adalah tanah yang kaya dengan warisan puitis, dan kami ingin memanfaatkan puisi untuk mencerminkan karakteristik budaya dan pariwisata unik dari setiap kota dan objek wisata," jelas Kuang.
Program serupa juga telah diadakan di lokasi lain di China. Di Paviliun Tengwang, Jiangxi, lebih dari 32.000 wisatawan mendapatkan tiket gratis dengan membacakan puisi.
"Pengantar ke Paviliun Tengwang" karya Wang Bo. Di Qufu, Provinsi Shandong, pengunjung dapat menikmati tiket gratis ke situs bersejarah setelah menyelesaikan tes tentang teks filosofis Konfusius.
BACA JUGA:Alun-Alun Surabaya: Wisata Gratis dengan Sentuhan Eropa di Tengah Kota
Sastra klasik China semakin populer di negara tersebut, dengan kompetisi puisi yang ditayangkan di televisi menjadi sorotan.
Peserta dari berbagai latar belakang menunjukkan pengetahuan dan kecintaan mereka terhadap puisi klasik, yang menurut Peng Min, seorang editor, "memperkaya kehidupan spiritual masyarakat kontemporer dengan vitalitasnya yang abadi."
Profesor Zhang Yiwu dari Universitas Peking percaya bahwa kegiatan pembacaan puisi ini dapat mendorong para pengunjung, terutama kaum muda, untuk lebih menghargai karya-karya klasik tradisional.
"Penghidupan kita telah meningkat, memungkinkan orang untuk mengejar tujuan spiritual yang lebih tinggi," kata Zhang.
BACA JUGA:Ini 7 Rekomendasi SMA Terbaik di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, Ada SMA Negeri 4 dan 3
Sambil berdiri di puncak Gunung Lushan dan menikmati pemandangan, Liu merefleksikan pengalaman Li Bai yang mungkin juga mengagumi keindahan gunung seraya hujan rintik-rintik.
"Puisi selalu memberikan saya inspirasi yang tak terbatas untuk berani menjelajah dan bersemangat menjalani kehidupan," tutup Liu. (*)