Airlangga Hartanto Mundur Ketum Golkar, Ini Kata Ketua PDI P Pusat
Pengunduran Diri Airlangga Hartarto Sebagai Ketum Golkar-Foto/Ist.-
BACA JUGA:Wajib Tahu: Ini Biaya dan Syarat Membuat SIM di Bulan Agustus 2024, Simak Selengkapnya!
Lebih lanjut, Hasto mengingatkan bahwa PDIP memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi intervensi kekuasaan, terutama pada masa Orde Baru. Menurutnya, berbagai intervensi tersebut bertujuan untuk mengerdilkan demokrasi dan menjauhkan prinsip-prinsip kedaulatan partai. Hal ini, lanjutnya, bisa membawa dampak buruk tidak hanya pada kehidupan politik, tetapi juga pada stabilitas perekonomian nasional.
"Ketika watak kekuasaan sudah berbeda dalam tujuan membangun demokrasi, dalam situasi tantangan global seperti di Timur Tengah, kenaikan harga pangan, dan berbagai persoalan perekonomian, kami mengkhawatirkan bahwa ini akan membawa dampak yang kurang baik, termasuk dalam perekonomian nasional kita," jelasnya.
Meski demikian, Hasto menegaskan bahwa PDIP tidak akan mencampuri urusan internal partai lain. Namun, ia mengakui bahwa perkembangan ini sangat mengejutkan dan PDIP turut merasakan suasana kebatinan yang ada di balik keputusan Airlangga untuk mundur.
"Sebagai partai politik, PDI Perjuangan tidak campur tangan terhadap rumah tangga partai politik lain. Namun tentu saja, apa yang terjadi ini sangat mengejutkan. Kami prihatin karena kami juga bisa merasakan suasana kebatinan di balik itu," imbuh Hasto.
BACA JUGA:2025: Rangkaian Kenaikan Harga dan Potongan Gaji, Masyarakat Was-Was
BACA JUGA:Golkar Pastikan Pengunduran Diri Airlangga Hartarto Bukan Karena Desakan Eksternal
Sebagai informasi, Airlangga Hartarto telah menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, yang berlaku sejak Sabtu malam (10/8/2024). Keputusan ini muncul di tengah persiapan partai-partai politik menghadapi Pilkada serentak, yang menambah dinamika politik nasional menjadi semakin kompleks.
Pengunduran diri Airlangga ini memicu berbagai spekulasi dan analisis mengenai bagaimana Partai Golkar akan mengatur langkah selanjutnya dan siapa yang akan menggantikan posisi kepemimpinan dalam partai tersebut.
Di tengah transisi politik yang sedang berlangsung, semua pihak kini menunggu perkembangan lebih lanjut dan bagaimana keputusan ini akan memengaruhi peta politik nasional dalam waktu dekat. (*).