Total 750,83 Hektare Lahan Terbakar

PADAM: Upaya pemadaman karhutla di Sumsel. Foto: dok/ist--

REL, Palembang – Kebakaran lahan masih menjadi ancaman serius di Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data terbaru dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, sebanyak 750,83 hektare (Ha) lahan terbakar di Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang Januari hingga Juli 2024. 

Dari luas lahan yang terbakar tersebut, 308,56 Ha merupakan lahan gambut, sementara 442,26 Ha sisanya adalah lahan mineral.

Ferdian Kristanto, Kepala BPPIKHL Sumatera, dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 13 Agustus 2024, mengungkapkan bahwa kebakaran lahan gambut tertinggi tercatat di Kabupaten Musi Banyuasin. 

“Lokasi dengan kasus kebakaran lahan gambut paling tinggi ada di Kabupaten Musi Banyuasin,” ujarnya. 

BACA JUGA:Jemput Bola, Sambangi SMA – Perguruan Tinggi

BACA JUGA:Pengelolaan Sampah Tanggungjawab Bersama

Berdasarkan catatan BPPIKHL, lahan gambut yang terbakar di Musi Banyuasin mencapai 192,52 hektare. Selain itu, kebakaran lahan gambut juga tercatat di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan luas 106,36 hektare, serta di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir seluas 9,68 hektare.

Kebakaran lahan mineral juga tersebar di berbagai wilayah di Sumsel. Kabupaten Musi Banyuasin menjadi daerah dengan lahan mineral terbakar seluas 62,88 hektare. Kebakaran lahan mineral lainnya terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (17,89 Ha), Musi Rawas Utara (91,81 Ha), Penukal Abab Lematang Ilir (59,20 Ha), Banyuasin (48 Ha), Ogan Ilir (46,52 Ha), Muara Enim (36,10 Ha), Ogan Komering Ulu Timur (32,99 Ha), Ogan Komering Ulu (21,84 Ha), Musi Rawas (16,64 Ha), Kota Prabumulih (7,81 Ha), dan Kota Palembang (0,60 Ha).

Meski demikian, Ferdian menyebutkan bahwa luas lahan yang terbakar pada periode ini mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Pada tahun lalu, luas area gambut dan mineral yang terbakar mencapai 1.178,49 hektare. 

Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih meluas, BPPIKHL Sumatera mengerahkan dua unit helikopter water bombing. Salah satu fokus utama pemadaman saat ini adalah di Kecamatan Lempuing Jaya, Ogan Komering Ilir. 

“Ekskavator juga digunakan untuk mengeruk kanal agar volume air bertambah. Ini membantu penyekatan sehingga api tidak semakin meluas,” tambah Ferdian. 

Namun, upaya pemadaman ini tidak tanpa tantangan. Angin yang sering berubah arah menjadi salah satu kendala utama, memaksa tim pemadam untuk menyesuaikan strategi demi keselamatan mereka. Selain itu, keberadaan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti semak dan pohon karet juga memperparah situasi. 

“Tim pemadam masih berupaya mematikan kepala apinya,” pungkas Ferdian.

Upaya pengendalian karhutla ini menjadi penting mengingat dampak yang ditimbulkan, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat sekitar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan