Generasi Z Jangan Mudah Terbuai Janji Politisi

Generasi muda jangan sampai terbuai dengan janji para politikus di tahun politik. Foto : net.--

Para  politisi yang terjun ke Pemilu 2024 mengobral janji untuk rakyat. Di antaranya beragam jenis program kesejahteraan rakyat yang dibiayai negara.

“Anak muda harus mempertanyakan apakah konsep kesejahteraan yang dibiayai oleh negara ini benar-benar bermanfaat,” ujar Aktivis Students For Liberty Rain Salsabila.

Dia menyampaikan itu saat menjadi pembicara dalam diskusi publik di Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, belum lama ini.

Raina Salsabila mengidentifikasi ada banyak janji kampanye dari politisi, terutama para calon legislatif (caleg). Politisi menjanjikan beragam kebutuhan rakyat bakal ditanggung oleh negara.

BACA JUGA:APV Nyemplung ke Sawah

BACA JUGA:Diduga Korsleting Listrik, Tangki Migor Terbakar

Janji manis ini dikhawatirkan bakal ditepati.  Negara bakal berlebihan dalam mengintervensi kehidupan warga. “Itu berbahaya bagi demokrasi,” ujarnya.

Dikatakannya, sejumlah program kesejahteraan yang dijanjikan para politisi di masa lalu dan kini diimplementasikan negara kerap membahayakan perekonomian Indonesia. ''Sebab program itu, mengeruk APBN dan mengandalkan utang. Akibatnya, generasi saat ini dan mendatang dibebani utang negara,'' ujarnya.

Direktur Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks) Nanang Sunandar mengatakan, negara  kesejahteraan (welfarestate) sering kali dinilai sebagai model ideal.

''Ekonom pendukung negara kesejahteraan menganggap negara kesejahteraan berhasil mewujudkan kemakmuran yang lebih berkeadilan bagi masyarakatnya, terutama masyarakat miskin dan kurang beruntung,'' ujarnya.

BACA JUGA:Pj Bupati Bersama Forkompinda Datangi Tiga Gereja

BACA JUGA:Harga dan Distribusi Pangan Relatif Aman

Menurut Nanang, janji manis politikus merugikan masyarakat, terutama generasi yang akan datang. ''Karena, uang untuk memenuhi janji-janji populis ala negara kesejahteraan bersumber dari APBN yang akan menjadi beban pajak dan meningkatkan utang negara,'' ujarnya.

Selain itu, untuk membiayai program-program kesejahteraan, pembangunan sering digenjot dengan mengabaikan dampaknya terhadap kerusakan lingkungan. ''Akibatnya, generasi yang akan datang tidak hanya dibebani masalah ekonomi bangsa, tapi juga diwarisi kerusakan lingkungan,'' katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan