Eskalasi Konflik Antara Warga dan Gajah Liar Meningkat di Musi Rawas

Konflik antara warga dan gajah liar di SP5 HTI Desa Trianggun Jaya, Muara Lakitan, semakin meningkat. BKSDA menurunkan tim untuk mengatasi masalah ini dan mengingatkan masyarakat agar menghindari aktivitas di sore hingga malam hari, saat gajah. Foto : ist--

REL, Musi Rawas - Ketegangan antara warga dan kawanan gajah liar di SP5 HTI Desa Trianggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, semakin memanas.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah menurunkan tim khusus untuk menangani situasi ini dan mengusir gajah-gajah yang kerap mengganggu.

Yusmono, pejabat BKSDA Lahat yang menangani wilayah konservasi di Kabupaten Musi Rawas, mengungkapkan pada Senin (9/9) sekitar pukul 14.00 WIB bahwa pihaknya sangat prihatin atas insiden terbaru yang mengakibatkan kematian seorang warga. 

“Kami mengucapkan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Saat ini, tim kami telah berada di lokasi, namun laporan dari lapangan masih sulit diterima karena masalah sinyal telekomunikasi,” jelasnya.

BACA JUGA:Sekda Tegaskan Pj Bupati Patuh pada Rekomendasi

BACA JUGA:Jangan Keliru, Ini 5 Beda Penyakit Cacar Air dan Cacar Monyet

Yusmono juga menekankan bahwa konflik ini bukanlah hal baru. “Kejadian ini telah terjadi beberapa kali di SP5 HTI.

Kami meminta masyarakat untuk waspada dan menghindari aktivitas di sore hingga malam hari, saat gajah-gajah tersebut aktif bergerak,” tambahnya.

Menurut Yusmono, wilayah HTI Muara Lakitan, khususnya di Hutan Benakat Semangus, sudah lama menjadi habitat alami bagi gajah liar.

“Gajah-gajah ini dapat bergerak hingga 30 km dalam sehari. Kami minta masyarakat yang tinggal di jalur perlintasan gajah untuk tetap hati-hati,” imbuhnya.

BACA JUGA:PSSI Butuhan Dana Rp 800 Miliar untuk Timnas Indonesia: Erick Thohir Ungkap Rencana Besar

BACA JUGA:Timnas Indonesia Cetak Sejarah Baru di Kualifikasi Piala Dunia 2026

BKSDA berencana untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah setempat, perusahaan perkebunan, dan masyarakat. 

“Kami akan mengadakan rembuk untuk mencari solusi bersama agar masalah ini bisa diatasi dengan baik,” kata Yusmono.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan