Wasit Dipukul Pemain di Laga Panas Aceh vs Sulteng: DPR Desak Investigasi Khusus

Reporter: Edo |

Editor: Edo |

Senin , 16 Sep 2024 - 07:54

Insiden pemukulan wasit di laga Aceh vs Sulteng PON XXI memicu desakan investigasi dari DPR-Doc/Foto.Ist-

REL,BACAKORAN.CO - Pertandingan perempat final sepak bola PON XXI antara tim Aceh dan Sulawesi Tengah (Sulteng) diwarnai insiden pemukulan wasit oleh pemain.

Laga yang berlangsung di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024), ini menjadi perhatian publik, termasuk Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, yang mendesak dilakukannya investigasi khusus.

“Kami mendesak ada investigasi khusus terkait insiden pemukulan wasit dalam pertandingan Aceh melawan Sulteng,” ujar Huda pada Minggu (15/9/2024).

Ia menekankan pentingnya penyelidikan yang tidak hanya berfokus pada pemukulan oleh pemain Sulteng, tetapi juga meneliti kepemimpinan wasit yang dinilai memicu kemarahan pemain.

Dalam pertandingan tersebut, wasit menghadapi beberapa situasi kontroversial, termasuk keputusan tidak memberikan penalti kepada pemain Sulteng yang terkena pelanggaran di kotak penalti pada menit 45+6.

Keputusan ini menimbulkan ketegangan yang memuncak di babak kedua, di mana beberapa pemain Sulteng diberikan kartu merah, termasuk Wahyu dan Moh Akbar.

Ketegangan memuncak pada menit ke-96 ketika wasit memberikan penalti kepada Aceh. Saat hendak menunjukkan titik putih, Rizki Saputra, pemain Sulteng, memukul wasit hingga terkapar.

Laga sempat terhenti dan dilanjutkan setelah wasit digantikan. Aceh akhirnya menang karena Sulteng memilih WO usai gagal mempertahankan skor 1-1.

Wali Kota Palu, Hadianto, turut mengkritik kepemimpinan wasit, menyebut keputusan wasit "bobrok dan tidak fair" serta menilai pertandingan tersebut merugikan timnya.

wasit dipukul pemain di laga panas aceh vs sulteng: dpr desak investigasi khusus                            rel,bacakoran.co - pertandingan perempat final sepak bola pon xxi antara tim aceh dan sulawesi tengah (sulteng) diwarnai insiden pemukulan wasit oleh pemain.
laga yang berlangsung di stadion h dimurthala, banda aceh, sabtu (14/9/2024), ini menjadi perhatian publik, termasuk ketua komisi x dpr ri, syaiful huda, yang mendesak dilakukannya investigasi khusus.
baca juga:stadion aviva siap ambil alih pertandingan euro 2028
baca juga:timnas indonesia bidik kemenangan maksimal di laga tandang melawan bahrain dan china
“kami mendesak ada investigasi khusus terkait insiden pemukulan wasit dalam pertandingan aceh melawan sulteng,” ujar huda pada minggu (15/9/2024).
ia menekankan pentingnya penyelidikan yang tidak hanya berfokus pada pemukulan oleh pemain sulteng, tetapi juga meneliti kepemimpinan wasit yang dinilai memicu kemarahan pemain.
dalam pertandingan tersebut, wasit menghadapi beberapa situasi kontroversial, termasuk keputusan tidak memberikan penalti kepada pemain sulteng yang terkena pelanggaran di kotak penalti pada menit 45+6.
keputusan ini menimbulkan ketegangan yang memuncak di babak kedua, di mana beberapa pemain sulteng diberikan kartu merah, termasuk wahyu dan moh akbar.
baca juga:peter gontha ungkap kegalauan terkait naturalisasi pemain di timnas indonesia
baca juga:rivalitas abadi club amerika dan chivas kembali memanas
ketegangan memuncak pada menit ke-96 ketika wasit memberikan penalti kepada aceh. saat hendak menunjukkan titik putih, rizki saputra, pemain sulteng, memukul wasit hingga terkapar.
laga sempat terhenti dan dilanjutkan setelah wasit digantikan. aceh akhirnya menang karena sulteng memilih wo usai gagal mempertahankan skor 1-1.
wali kota palu, hadianto, turut mengkritik kepemimpinan wasit, menyebut keputusan wasit "bobrok dan tidak fair" serta menilai pertandingan tersebut merugikan timnya.
baca juga:momen bersejarah! jay idzes tantang ac milan di san siro, siap bawa venezia bangkit
baca juga:diego gomez jadi pahlawan paraguay
huda menyatakan insiden ini mencerminkan buruknya ekosistem sepak bola indonesia, mulai dari kualitas perangkat pertandingan hingga manajemen kompetisi.
ia mendesak federasi sepak bola dan kemenpora untuk segera berbenah agar insiden serupa tidak terulang, khususnya dalam penyelenggaraan pon berikutnya.
pon xxi kali ini juga mendapat sorotan terkait ketidaksiapan infrastruktur dan buruknya kualitas pertandingan, yang dinilai mengurangi nilai sportivitas dan pencarian bibit unggul atlet untuk level regional dan internasional.(*)