Anwar Berkeley
George Anwar dan Dahlan Iskan didampingi oleh Ari Sufiati serta Nico.—--
Saya buka paspor itu. Nama yang tertera di situ bukan George Anwar, tapi Djodji Anwar.
Ia lahir di Hong Kong. Ibunya orang Korea. Sejak umur 10 tahun sudah tinggal di San Francisco.
Kami pun ngobrol dalam bahasa Inggris dengan asyiknya. Ia duduk di kursi dekat lab 3-D printer yang lagi bekerja.
Seorang mahasiswa dari Thailand sedang ujian master di lab itu. Ia mengamati mesin cetak tiga dimensi itu sambil mengutak-atiknya.
Ini kali pertama saya melihat mesin cetak 3-D. Skala lab.
Di situ juga ada fasilitas lab terowongan udara. Tes-tes tekanan udara dilakukan di situ.
Prof Djodji Anwar ternyata adik kelas menteri riset dan pendidikan tinggi yang sekarang ini: Prof Dr Satryo Soemantri Brodjonegoro. Yakni ketika Prof Satryo juga kuliah di UC Berkeley.
"Masih sering kontak beliau?"
"Masih. Meski beda kelas saya dulu sepermainan dengan beliau".
BACA JUGA:Pj Bupati Tinjau Proses Pelipatan Surat Suara
BACA JUGA:Misteri Lubang Raksasa di Siberia Akhirnya Terkuak
"Anda punya berapa mahasiswa dari Indonesia?"
Prof Djodji Anwar menunduk. Wajahnya berubah. Terlihat sedih. Beberapa saat tidak berkata-kata.
"Zero," katanya lirih. "Saya ingin sekali mendidik mahasiswa asal Indonesia," tambahnya.
Ia pun emosional. "Kenapa ya tidak ada mahasiswa Indonesia di sini. Kenapa Indonesia tidak punya pengolahan bahan baku besi-baja," katanya. "Di sini mahasiswa saja bisa bikin besi. Kok Indonesia tidak bisa," tambahnya.