Melihat Primadona Dalam Sejarah, Ternyata Ini Asal-usul Legenda Naga! Benarkah Ada?
Melihat Primadona Dalam Sejarah, Ternyata Ini Asal-usul Legenda Naga! Benarkah Ada?--
Legenda Raja Munmu yang ingin menjadi naga Laut Timur untuk melindungi Korea adalah contoh yang terkenal.
BACA JUGA:Melihat Keindahan Sejarah Jakarta, 7 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi!
BACA JUGA:Sejarah dan Dinamika Kurikulum Indonesia, Dari Masa ke Masa, Simak Disini
Naga Eropa
Naga memainkan peran penting dalam mitologi Yunani kuno, menggambarkan mereka sebagai ular besar dengan kemampuan meludah atau menghirup racun.
Kata “naga” berasal dari kata Yunani “drakōn”, yang berasal dari kata Latin “draco”, yang berarti ular besar dan menyempit.
Orang Yunani kuno menulis tentang beberapa makhluk mirip ular termasuk Typhon, Ladon, Hydra, dan naga Colchian, yang dimaksudkan untuk menimbulkan ketakutan di hati para pahlawan besar.
Mitologi Jerman juga menggambarkan naga, yang dikenal sebagai “cacing”, sebagai ular besar berbisa, dengan sayap seperti kelelawar.
Namun, perbedaan antara naga Jerman dan ular biasa sering kali kabur pada penggambaran awal, keduanya disebut sebagai “ormr” dalam mitologi Nordik atau “wyrm” dalam bahasa Inggris Kuno.
Evolusi cacing tak bersayap menjadi naga terbang berkaki empat kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh negara-negara Eropa lainnya, yang difasilitasi oleh Kristenisasi wilayah tersebut pada tahun-tahun berikutnya.
Naga dalam Suku Aztec dan Maya
Lebih jauh ke selatan, di antara peradaban Aztec dan Maya, penggambaran naga sebagai ular berbulu ada di mana-mana.
Pertama kali dipuja di Teotihuacan pada abad ke-1 SM, dewa tersebut awalnya digambarkan sebagai ular sungguhan, namun seiring berjalannya waktu, dewa ini berubah menjadi sosok yang juga memiliki ciri-ciri mirip manusia.
Suku Maya Yucatec memuja Kulkulkan, sedangkan suku Aztec kemudian memuja Quetzalcoatl, keduanya melambangkan ular berbulu, dewa dasar dalam mitologi wilayah tersebut.
Dari Mana Asalnya Mitos Naga?