Kokkang Ibunda

Kokkang Ibunda--

Jadwal Sholat Pro 

Supaya ga ketinggalan pesawat lagi lain kali, kami sarankan Abah menggunakan semacam reminder. Sebenarnya, kami sudah buatkan untuk Abah. Reminder pada aplikasi Jadwal Sholat Pro sangat simpel, cocok buat Abah yang supersibuk. Selain itu, dapat bonus jadwal sholat dimanapun Abah berada. Aplikasinya bisa dilihat di Google Playstore, dengan mengetik "Jadwal Sholat Pro" di kotak pencarian. 

Warok Ponorogo 

Sebagai wong Jawa Timur, daerah Mataraman sungguh memalukan kalo nggak tahu istilah "bergodo" abah ini. Tanpa bertanya pada mbah google dan pakde AI, bergodo adalah sekumpulan prajurit kraton Jogyakarta yang disatukan atau dikelompokkan sesuai tugasnya. Jadi, kalau dalam TNI AD, ada bergodo Zeni, infantri dan bergodo kavaleri. Kalau dalam kraton Jogyakarta, ada bergodo prawirotomo, manggolo yudo. Betul gitu, pakde Agus Suryonegoro III ? 

Mirza Mirwan 

Tentang "bergodo" -- yang benar "bregodo" (ejaan yang benar "bregada") -- kurang lebih seperti ditulis Pak Agus S. dan Warok Ponorogo di bawah. Istiah bregada baru muncul di zaman Kesultanan Mataram -- diserap dari kata "brigade". Tetapi, waini, soal lagu Wilujeng, itu sebenarnya sangat populer. Yang tinggal di Jawa Tengah - JawaTimur Mataraman pasti pernah atau malah sering mendengar lagu -- tepatnya "ladrang" -- Wilujeng itu bila menghadiri resepsi pernikahan dengan adat Jawa. Tetapi, waini lagi, meski secara literal "wilujeng" berarti "selamat", lirik ("cakepan") yang diucapkan sindhen tak ada kata "wilujeng" atau "slamet". Perhatikan "cakepan" berikut. Parabe Sang Smarabangun, sepet domba Kali Oya. Aja dolan lan wong priya, nggerameh nora prasaja. Sembung langu munggweng gunung, Kunir wisma kembang reta. Aja nggugu ujarira Wong lanang sok adring cidra. Ladrang Wilujeng memang esensinya bukan pada cakepan, melainkan pada komposisi ladrang itu sendiri. Keanggunan Ladrang Wilujeng, selain oleh pecinta karawitan, hanya bisa dinikmati oleh mereka yang menyukai musik klasik. Jadi, maaf saja, meski Pak DI punya seperangkat gamelan, saya yakin tak mungkin bisa menikmati keanggunan Ladrang Wilujeng. Kenapa? Karena telinga Pak DI sudah akrab dengan dangdut koplo untuk mengirimi senam dansanya. Eh, jangan-jangan Pak DI malah tidak tahu alat musik gamelan yang namanya "kempyang", "saron", "slenthem" dan "demung" itu yang mana? Wkwkwkwk. 

Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺 

JANGAN-JANGAN "KEYOGYAKARTAAN" SAYA UDAH LUNTUR KARENA NIKAH AMA ORANG JAWA TIMUR.. Sebagai orang Yogya asli, saya tentu tahu arti "bergodo." Tapi "bergodo" jadi gerakan politik ala Ethan Schwartz? Wah, ini lebih rumit daripada tabuhan Wilujeng! Mungkin itu adalah inovasi "politik keyogyakaryaan"—dari pasukan bertombak ke pasukan wacana. Tapi soal Wilujeng, saya juga wirang, Pak Dahlan. Pertama di rumah saya yang di Surabaya tidak ada gamelan. Apalagi yang di Jakarta. Wong cuma anak kos. Pun begitu, rumah orang tua saya di Yogya, di "jeron beteng". Lebih-lebih lagi, rumah orang tua saya itu sebenarnya terletak di Jalan Gamelan Kidul..!! Bahkan, gamelan di rumah ex konglomerat Jawapos pun kalah lengkap ama yang di gedung di Wesleyan! Rupanya, di sana gamelan bukan cuma alat musik. Tapi juga alat diplomasi budaya. Ethan paham Yogyakarta sampai lulus S-1 gamelan. Jadi asisten dosen di Amerika pula. Mungkin Ethan dan gamelan adalah "bergodo" modern. Yang akan dan akan menyebarkan pesona Yogya ke seluruh dunia. ### Keren, ya! Tapi tetap, Wilujeng itu yang mana, sih? 

thamrindahlan 

Hati saya gembira sekali bersama suporter dan seluruh rakyat Indonesia. Terhibur Garuda mengalahkan Saudi Arabia 2 - 0. Sementara Peringkat ke 3 dari 6 peserta. Target peringkat 4 agar bisa terus bertempur menuju Ajang Piala Dunia. Peluang ada bersebab sebagai tuan rumah bisa mengalahkan China dan Bahrain. Luar biasa Marselino arek surboyo menunjukkan kelasnya. Gerakan tarian Jawa diiringi gamelan bisakah diidentikkan lincahnya pemain bola menggocek bola. Jawabannya ada di Abah Salamsalaman 

Mbah Mars 

Seorang nenek clingukan di kantor pos. Bolkin mendekatinya. “Perlu bantuan, Nek ?”, katanya. “Oh, iya. Tolong rekatkan perangko dan tuliskan alamat”, jawab nenek. “Ada lagi, nek ?”, tanya Bolkin setelah selesai menulis alamat. “Tolong tuliskan isi suratnya. Saya diktekan” Setelah surat selesai ditulis, si Nenek masih minta tolong: “Di bagian bawah surat tolong ditulis kalimat MAAF TULISAN NENEK JELEK. Pakai huruf besar ya” 

BACA JUGA:Momen Refleksi atas Pencapaian Daerah

BACA JUGA:Tekan Gaya Hidup Hedonis Personel

Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan