Terungkap! RI Berpotensi Raup Rp 1.000 Triliun dari Batu Bara, Ini Penyebabnya Gagal

Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO – Andrinof Chaniago, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) periode 2014-2015, mengungkapkan bahwa Indonesia kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 1.000 triliun dari rejeki nomplok keuntungan batu bara selama periode 2022-2023. Menurutnya, pengelolaan hasil tambang yang kurang optimal membuat keuntungan besar ini hanya dinikmati oleh segelintir pihak.
Andrinof menyebut total produksi batu bara dalam dua tahun tersebut mencapai Rp 3.000 triliun. Namun, pendapatan negara dari sektor ini hanya berkisar ratusan triliun rupiah.
BACA JUGA:Motor Listrik Uwinfly T3 Pro: Alternatif Gaya Modern di Bawah Rp10 Juta
BACA JUGA:5 Kelebihan Honda Supra X 125 2024: Desain Sporty, Irit BBM, dan Fitur Modern
“Dua tahun itu, total produksi batu bara lebih dari Rp 3.000 triliun, hampir setara dengan satu APBN. Namun, negara hanya mendapatkan Rp 144 triliun pada tahun 2021 dan sekitar Rp 150 triliun pada tahun 2022. Itu sangat kecil dibandingkan nilai total produksi,” ujarnya dalam program Koneksi Cuap Cuap Cuan pada Rabu (4/12/2024).
Potensi Pendapatan yang Hilang
Menurut Andrinof, jika negara mendapatkan bagian yang wajar sebesar 40-45% dari total produksi, penerimaan negara bisa mencapai Rp 1.000 triliun. Apalagi jika diterapkan hari ini, Indonesia masih bisa meraup Rp 300-800 triliun.
Namun, saat ini, negara hanya menerima kurang dari 30% dari total nilai produksi. “Ini jelas ada kebocoran. Hubungan erat antara pihak berkuasa dan pebisnis tambang menjadi salah satu penyebab utama,” tambahnya.
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Terbaik di Pangandaran: Surga Tersembunyi di Selatan Jawa Barat
BACA JUGA:Bogor, Destinasi Wisata Populer 2024 dengan Beragam Pesona Alam dan Rekreasi
Kebijakan yang Dikritik
Andrinof juga mengkritik praktik kebijakan yang memberi keistimewaan kepada pengusaha tambang. Menurutnya, pengusaha tambang kerap meminta kenaikan kuota produksi, yang akhirnya meningkat dari 500 juta metrik ton menjadi 700 juta metrik ton.
Penerimaan Data Negara dari Batu Bara
Kementerian ESDM mencatat realisasi PNBP dari batu bara sebagai berikut: