Cambuk illiza

Cambuk Illiza Oleh: Dahlan Iskan --

Gagal kembali ke Senayan, Illiza maju jadi calon wali kota. Dia ingin mengembalikan Adipura ke Banda Aceh. Kali ini dia ''dikepung'' tiga pasangan. Illiza dapat lebih 40 persen suara. Sisanya dibagi tiga calon lainnya. 

Tidak hanya Adipura yang ingin dia kembalikan. "Saya ingin Banda Aceh jadi contoh dunia," ujarnyi. Yakni jadi kota yang dikelola secara syariah tetap bisa mengejar modernitas. 

"Hukum syariah jangan sampai membuat kota jadi kolot dan ketinggalan zaman," katanyi. 

BACA JUGA:Timnas Indonesia Berpeluang Naik ke Posisi 2 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Begini Skenarionya!

BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal di Piala AFF 2024: PSSI Fokus Evaluasi, Shin Tae-yong Masih Diberi Kepercayaan

Illiza menamatkan SMA di Al Azhar Jakarta. Lalu kuliah ekonomi di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Punya ijazah S-1 ekonomi, dia kuliah lagi. S-1 lagi. Kali itu di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh. Dia ambil jurusan bahasa Arab. 

Illiza pun menjadi wali kota yang bicara Inggrisnyi sama baiknya dengan bahasa Arabnyi. Maka di seminar internasional memperingati 20 tahun tsunami kemarin dia bergaul dengan pede di tengah tamu-tamu dari Turkiye, Maroko, Jepang, Singapura, dan Malaysia. 

Illiza juga rendah hati. Dia mengaku sangat mengagumi wali kota Surabaya, Bu Risma. Dia tidak ingin kalah dengan Bu Risma. Dia tahu di mana letak keunggulan Bu Risma: ngotot, konsisten, dan fokus. 

Dalam lima tahun ke depan, Illiza harus bisa mewujudkan semua itu di Banda Aceh. Dia tidak boleh lagi maju di Pilkada yang akan datang. Dia dianggap sudah dua periode menjabat wali kota. 

"Saya akan banyak pasang kamera di tempat umum," katanyi. Terutama di lokasi yang biasa untuk pacaran. "Berduaan boleh tapi tidak boleh melebihi batas," katanyi. 

Kamera adalah alat modern yang bisa menggantikan polisi syariah. Tidak perlu lagi ada polisi syariah yang sampai harus patroli. 

BACA JUGA:Papua, Surga Tambang Emas dan Provinsi dengan Upah Tertinggi di Nusantara

BACA JUGA:Pakar Unair Sarankan Penggunaan Bahan Pangan Lokal untuk Makanan Siang Gratis yang Terjangkau dan Bergizi

Tiongkok pun mengandalkan kamera untuk mencegah segala macam tindak kriminalitas. Di sana, di satu kota sebesar Banda Aceh bisa dipasang satu juta kamera. 

Illiza tidak risau dengan praktik hukum cambuk di Aceh. "Kami mengenakan hukuman cambuk bukan untuk menyakiti," ujar Illiza. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan