Krisis Anggaran Program Makan Bergizi Gratis, Butuh Rp420 Triliun, Cuma Cukup Sampai Juni
Krisis Anggaran Program Makan Bergizi Gratis, Butuh Rp420 Triliun, Cuma Cukup Sampai Juni-ist/net-
Meski jumlahnya besar, Kementerian Keuangan memastikan bahwa anggaran Rp71 triliun untuk program MBG telah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tanpa membebani defisit.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata, menjelaskan bahwa anggaran tersebut sudah diperhitungkan dalam target defisit APBN. Namun, pembahasan tambahan anggaran masih berlangsung dengan DPR dan BGN.
BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu’ti: Guru Tak Hanya Mengajar, Ini 4 Tugas Baru yang Harus Diketahui
BACA JUGA:Kuasa Hukum YM-BM Desak MK Batalkan Hasil Pilkada Lahat dan Perintahkan PSU
"Anggaran Rp71 triliun sudah ada di APBN 2025, jadi mestinya tidak menambah defisit,” ujar Isa.
Pentingnya Produksi Pangan Lokal
Tantangan utama dalam program MBG adalah ketergantungan Indonesia pada impor bahan pangan.
Untuk menekan biaya belanja bahan baku, pemerintah didorong untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
> “Setelah 28 tahun reformasi, pertanian kita tidak menjadi prioritas. Kalau kita tidak berubah, pengeluaran akan semakin tinggi,” jelas Zulhas.
Masa Depan Program MBG
Program MBG yang resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 menjadi upaya nyata pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada ketersediaan anggaran yang memadai dan produksi pangan lokal yang mendukung.
BACA JUGA:BGN Ungkap SPPI Bakal Jadi ASN PPPK untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Jadwal dan Persyaratan Seleksi SPPI Batch 3 Tahun 2025: Peluang Emas Menjadi ASN Badan Gizi Nasional
Dengan kebutuhan anggaran setahun yang mencapai Rp420 triliun, semua pihak diharapkan bekerja keras untuk memastikan program ini berjalan optimal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.