Karagenan Alor
keindahan bawah laut.--
Pabrik itu dibangun di Kupang agar bisa menampung hasil rumput laut di pulau-pulau sekitarnya. Termasuk dari pulau terdekat: Pulau Kera. Di situlah dihasilkan rumput laut terbaik di Indonesia.
Anda sudah tahu di mana letak Pulau Kera. Kalau Anda ke Kupang dan Anda tinggal di Hotel Aston, pulau itu terlihat dari jendela kamar Anda.
BACA JUGA:Ratusan Batang Ganja Siap Panen Berhasil Diamankan
Di bisnis rumput laut itulah Clarissa all out sekarang ini. "Kami 100 persen ekspor. Ekspor tepung karagenan," ujar Clarissa.
Ekspor ke mana saja?
"Pak Dahlan sebut negara mana saja selain Amerika Serikat. Kami sudah ekspor ke negara-negara itu. Mulai Amerika Latin sampai negara-negara di Eropa," kata Clarissa.
Maka sehari-hari Clarissa muter-muter di pulau-pulau di NTT. Bahkan dua tahun terakhir lebih banyak pakai kapal atau ferry. "Bandara Rote rusak. Tidak bisa didarati pesawat. Sudah dua tahun," kata Clarissa.
Untuk itu dia harus ke Rote naik ferry, lima jam. Atau kapal cepat, tiga jam. Layanan kapal itu sehari hanya satu kali.
Clarissa harus dekat dengan petani. Dia tidak ingin petani punya peluang untuk curang. "Dulu banyak rumput laut sudah dipanen ketika umurnya belum 45 hari," katanyi. "Kami harus terus-menerus membina mereka," tambahnyi. Anda pun sudah tahu: kandungan nutrisi penting di rumput laut baru muncul setelah berumur 45 hari.
Clarissa ingin terus ekspansi di rumput laut. Potensi NTT sangat besar di sektor ini. Clarissa tidak punya pesaing. Satu-satunya pabrik rumput laut selain miliknyi adalah milik pemerintah daerah. Anda pun sudah tahu seperti apa wujudnya.
Untuk ekspansi itulah Clarissa punya tekad baru: IPO di tahun ini. Dananya akan sepenuhnya untuk membangun ekonomi rumput laut NTT.
Hidup Clarissa sangat berwarna. Sekolah dasarnya di SD Katolik. Lalu masuk SMP Al-Azhar Jakarta. Setelah itu ke Australia.
NTT telah menemukan orang yang punya tekad keras seperti Clarissa. Dan saya tahu dari mana Clarissa punya watak yang keras: dari bapaknya, RJ Lino –tokoh hebat di balik modernisasi Pelindo. (*)