Inflasi di Sumsel Melandai

Ricky Perdana Gozali. Foto: dok/ist--

REL, Palembang - Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,08%, menandai penurunan dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,15%. 

Meskipun demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Sumatera Selatan masih mencatatkan kenaikan sebesar 3,35%, sedangkan tingkat inflasi nasional melandai menjadi 2,57%.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P Gozali, menjelaskan bahwa deflasi pada bulan ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk melimpahnya pasokan cabai merah dan cabai rawit karena memasuki masa panen, serta normalisasi tarif angkutan udara setelah berakhirnya masa liburan sekolah dan hari besar. 

Selain itu, penurunan harga beras juga disebabkan oleh peningkatan pasokan dari wilayah-wilayah seperti Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten OKU Timur.

BACA JUGA:Mahasiswa Unsri Ukir Prestasi di Thailand Inventor Day IPITEX 2024

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Dorong PPPK Tingkatkan Kapasitas Diri

Upaya pengendalian inflasi di Sumatera Selatan dilakukan melalui Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak Se-Sumatera Selatan (GPISS), yang dipimpin oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). GPISS bertujuan untuk mengendalikan inflasi terutama pada komoditas pangan dengan strategi 4K: Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. 

Langkah-langkah konkret termasuk penanaman komoditas tertentu, operasi pasar murah, serta pembukaan Toko KePo untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Hasil survei konsumen Bank Indonesia menunjukkan bahwa optimisme masyarakat tetap tinggi pada Januari 2024, meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 132,50, menunjukkan keyakinan terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan.

Sebagai langkah lanjutan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00%. Keputusan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk menjaga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2024. Bank Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat kebijakan pro-stability tersebut dan mempererat kerja sama dengan pemerintah guna menjaga inflasi tetap stabil. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan