Harapan Pupus! Pantai Bulbul Balige Tenggelam, Wisatawan Gagal Liburan

Dampak kenaikan air Danau Toba, Sejarah Pantai Bulbul Balige, Pariwisata Balige terancam Pengelola wisata kehilangan penghasilan,-ist-
REL, Balige – Harapan pengelola wisata di Pantai Bulbul Balige kandas setelah permukaan air Danau Toba naik hingga 2,5 meter.
Akibatnya, pantai yang dahulu dikenal dengan pasir putihnya kini lenyap ditelan air. Para pengelola pun terpaksa menutup warung dan pondok yang terendam.
Lambok Simangunsong (71), salah satu pengelola sekaligus pemrakarsa wisata Pantai Bulbul, mengisahkan bagaimana destinasi ini berkembang sejak 2016.
Ia yang sejak kecil telah menggantungkan hidupnya pada kekayaan alam Danau Toba, berinisiatif mengubah pola pikir masyarakat sekitar dari petani dan nelayan menjadi pengelola wisata.
BACA JUGA:Mats Hummels Mulai Betah di Roma
Dari Nelayan ke Pariwisata
"Dulu, kami hanya mengandalkan pertanian dan nelayan sebagai mata pencaharian. Namun, hasil pertanian tidak selalu mencukupi dan ikan di Danau Toba semakin sulit didapat," ujar Lambok.
Berbekal pengalaman merantau ke Jawa sejak 1972, ia membawa gagasan untuk menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata ramah keluarga.
Dengan dukungan pemerintah daerah, Pantai Bulbul perlahan berkembang.
BACA JUGA:Van Nistelrooy Bungkam soal Pemecatan
Dimulai dari pembukaan 100 meter pantai oleh Bupati Toba pertama, Sahal Tampubolon, kemudian diperluas hingga 200 meter di era Monang Sitorus.
Perkembangan sektor pariwisata pun semakin pesat di masa kepemimpinan Darwin Siagian, yang membangun berbagai ikon dan fasilitas pendukung.
Air Naik, Wisata Mati
Namun, kejayaan itu kini terancam sirna. Kenaikan permukaan air Danau Toba telah menenggelamkan hampir seluruh area wisata, termasuk wahana anak-anak.
BACA JUGA:Manchester United Siap Bajak Araujo dari Barcelona