Pemilu 2024 : Antara Harapan dan Kekhawatiran

Ilustrasi---

Pemilu 2024 juga menjadi ajang pertarungan antara tiga kubu politik utama, yaitu kubu Joko Widodo (Jokowi) yang diwakili oleh putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang dipasangka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto.

BACA JUGA:Persebaya Surabaya Dapat Jatah Libur

Berhadapan dengan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diwakili oleh mantan Menteri Pertahanan, Jenderal Purn Ryamizard Ryacudu serta kubu Megawati Soekarnoputri yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfudz MD.

Ketiga kandidat ini memiliki latar belakang, visi, dan misi yang berbeda, sehingga pemilu ini diharapkan dapat menjadi pesta demokrasi yang sehat dan berkualitas.

Namun, pemilu ini juga menimbulkan kontroversi, terutama terkait dengan keterlibatan Jokowi dalam mendukung putranya. Jokowi, yang merupakan presiden petahana, dituduh telah mengintervensi konstitusi dan menyalahgunakan wewenangnya untuk memuluskan langkah Gibran.

Bahkan, sejumlah akademisi, mahasiswa, dan ekonom mengajukan petisi untuk memakzulkan Jokowi atas tuduhan tersebut.

Jokowi sendiri membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa dirinya tidak pernah mencampuri urusan pemilu.

Ia juga mengatakan bahwa putranya memiliki hak yang sama dengan warga negara lain untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Jokowi juga menegaskan bahwa ia akan tetap fokus pada pembangunan infrastruktur dan investasi, yang merupakan warisan utamanya selama dua periode memimpin Indonesia.

Pemilu 2024 di Indonesia merupakan pemilu yang penting dan menentukan bagi masa depan bangsa. Pemilu ini juga menjadi ujian bagi demokrasi dan HAM di Indonesia, yang mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.

Oleh karena itu, pemilu ini harus dilaksanakan dengan jujur, adil, transparan, dan akuntabel, agar dapat mencerminkan kehendak rakyat dan menghasilkan pemimpin yang terbaik bagi Indonesia. (*/ril)

Tag
Share