Banjir Melanda Desa Pelajaran dan Desa Nanti Giri
![](https://rakyatempatlawang.bacakoran.co/upload/5401e9194faceb64a1573d7bf2d08d9d.jpg)
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat, H. Ali Apandi, MPDi meninjau lokasi banjir. Foto : BPBD Lahat.--
REL, Lahat - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Lahat pada Jumat (16/2) mulai pukul 03.00 WIB hingga 06.00 WIB menyebabkan Sungai Air Lintang dan Air Keruh meluap, membanjiri dua desa, yaitu Desa Pelajaran dan Desa Nanti Giri di Kecamatan Jarai. Akibatnya, 346 rumah penduduk terendam banjir, dengan 220 rumah di Desa Pelajaran dan 126 rumah di Desa Nanti Giri. Ketinggian air yang merendam rumah penduduk bervariasi antara 100 cm hingga 50 cm. Ini merupakan banjir kedua kalinya di tahun 2024, setelah sebelumnya terjadi pada tanggal 27 Januari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat, H. Ali Apandi, MPDi, menyatakan bahwa pihaknya menerima informasi setelah banjir surut. Saat ini, sebagian besar masyarakat masih membersihkan lumpur di area rumah masing-masing.
"Langkah-langkah kita adalah BPBD Lahat menuju ke lokasi dengan membawa tiga tim perahu karet, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti camat, danramil, kapolsek, kepala desa, dan jajarannya, melakukan inventarisasi di lokasi banjir baik melihat kondisi masyarakat terdampak maupun melihat faktor penyebab banjir," ujarnya.
Ali menjelaskan bahwa berdasarkan survei lokasi dan analisis faktor penyebab banjir, BPBD bersama kepala desa, camat, dan Forkompincam setempat merencanakan langkah jangka pendek. Salah satunya adalah pembuatan dinding pengaman sungai, seperti bronjong atau talut, sepanjang 500 meter di Sungai Air Lintang dan 300 meter di Sungai Air Keruh, untuk mencegah banjir ulang di Desa Pelajaran, Nanti Giri, dan Desa Pamasalak.
BACA JUGA:Pj Wako Tinjau Selokan Alami Penyumbatan
BACA JUGA:Jalan Protokol Kerap Banjir
"Diperlukan juga normalisasi sungai sepanjang 2.000 meter karena faktor endapan lumpur dan bebatuan yang menyebabkan pendangkalan sungai sehingga air mudah meluap ke pemukiman," tambahnya.
Ali juga menyoroti kondisi perbukitan dan hulu sungai yang telah mengalami perambahan hutan dan perkebunan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait, khususnya Dinas Kehutanan Provinsi melalui UPTD KPH Lahat, untuk langkah jangka panjang. (sm)