Prestise Juventus Hancur

Walter Sabatini. Foto: Massimo Insabato/Archivio Massimo Insabato via Getty Images--
REL, Turin – Musim penuh harapan Juventus kembali berubah menjadi mimpi buruk. Kali ini, bukan sekadar masalah teknis atau manajerial.
Walter Sabatini, sosok senior dalam dunia sepak bola Italia, menyebut masalah utama Bianconeri kini terletak pada satu kata yang menyakitkan, yakni prestise.
Sejak awal musim, Juventus mengusung semangat baru di bawah asuhan Thiago Motta, yang diharapkan mampu membangkitkan kejayaan klub setelah tiga tahun yang penuh kekecewaan bersama Max Allegri.
Namun, alih-alih bangkit, Juve kembali terperosok dalam performa yang mengecewakan.
BACA JUGA:Gila! Ugarte Ngamuk di San Mames
Hasil buruk tak kunjung berhenti, dan tekanan terus meningkat, hingga Motta akhirnya harus meninggalkan kursi pelatih lebih cepat dari yang diharapkan.
Sabatini, dalam wawancaranya yang dikutip Il Bianconero, menilai situasi Juventus bukan sekadar urusan strategi.
“Saya yakin bahwa dengan Motta di pucuk pimpinan mereka akan memainkan kejuaraan yang hebat, tetapi itu tidak terjadi. Mereka juga memiliki skuad yang bagus, dengan waktu mereka akan menyelesaikan sendiri. Masalah Juve adalah semua dalam prestise mereka: mereka bukan klub yang terbiasa kehilangan,” tegas Sabatini.
Pandangan Sabatini menyoroti krisis identitas yang kini melanda Juventus. Sebagai klub yang dikenal dengan dominasi panjang di Serie A, keberadaan mereka di luar zona empat besar terasa seperti penghinaan terhadap sejarah mereka sendiri.
BACA JUGA:Indonesia Kembali Jadi Tuan Rumah?
Bahkan para pemain pun tampak frustasi, seperti yang terlihat dari ekspresi Pierre Kalulu dalam laga melawan Parma.
Ketidakmampuan untuk menerima kenyataan bahwa Juventus kini bukan lagi penguasa mutlak Italia menjadi beban psikologis yang berat.
Klub ini hidup dalam bayang-bayang masa lalu, dan tekanan untuk segera bangkit justru kerap membuat mereka kehilangan arah.
Kini, jelang akhir musim, Juventus dituntut untuk menunjukkan bahwa mereka belum benar-benar tenggelam.