Menguak Fakta Unik Gedong Kirtya Bali, Satu-Satunya Museum Lontar di Dunia

Pulau Dewata Bali tak hanya dikenal karena keindahan pantainya dan budaya yang memikat, tetapi juga menyimpan sejarah yang luar biasa.-ist-

REL, BULELENG Pulau Dewata Bali tak hanya dikenal karena keindahan pantainya dan budaya yang memikat, tetapi juga menyimpan sejarah yang luar biasa.

Salah satu fakta sejarah paling menarik adalah keberadaan Gedong Kirtya, sebuah tempat istimewa yang menyimpan warisan budaya dalam bentuk manuskrip kuno dari masa ke masa.

Berlokasi di Jalan Veteran No. 20, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Gedong Kirtya berdiri kokoh tidak jauh dari kantor Bupati Buleleng.

Tempat ini menyandang predikat sebagai satu-satunya museum lontar di dunia, menjadikannya destinasi sejarah yang wajib diketahui dan dikunjungi.

BACA JUGA:Tragis! Mobil Damkar Musi Rawas Terguling Saat Menuju Lokasi Kebakaran, Satu Petugas Tewas di Tempat

Gedong Kirtya didirikan pada 2 Juni 1928 dan resmi dibuka untuk umum pada 14 September 1928 oleh pemerintah kolonial Belanda, yang saat itu menempati Singaraja melalui pejabat L.J.J. Caron.

Museum ini menyimpan ribuan manuskrip daun lontar yang ditulis dalam bahasa Bali dan Sansekerta, mencakup berbagai tema, mulai dari agama, adat istiadat, hingga pengobatan tradisional.

Tak hanya lontar, Gedong Kirtya juga menyimpan prasasti, manuskrip kertas dalam bahasa Bali dan Romawi, serta dokumen-dokumen kolonial Belanda dari tahun 1901 hingga 1953.

Koleksi ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang budaya dan sejarah Bali.

BACA JUGA:Melihat Wisata Gunung Kawi, Dari Ritual Pesugihan hingga Keindahan yang Menenangkan Jiwa

Salah satu koleksi terpenting di Gedong Kirtya adalah lontar peninggalan I Gusti Putu Jelantik, seorang raja dari Kerajaan Buleleng di masa Hindia Belanda.

Nilai historis dari manuskrip ini begitu tinggi karena menyimpan pengetahuan dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Dengan kekayaan warisan budaya yang dimilikinya, Gedong Kirtya menjadi destinasi edukatif sekaligus spiritual bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

Tempat ini menunjukkan bahwa Pulau Dewata tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga mendalam secara sejarah dan kebudayaan. **

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan