Penguasa Bayangan di Dunia Multipolar: Peran Aktor Kriminal Mengancam Kedaulatan Negara

Penguasa Bayangan di Dunia Multipolar: Peran Aktor Kriminal Mengancam Kedaulatan Negara--

Negara-negara otoriter memanfaatkan jaringan kriminal untuk mengakali sanksi internasional. 

Suriah, misalnya, diduga menjadikan perdagangan captagon sebagai sumber utama pendapatan negara.

 Iran juga menggunakan jaringan kriminal untuk memperoleh teknologi sensitif dan mendanai kelompok bersenjata. Selain itu, praktik “diplomasi bayangan” melalui penyalahgunaan kekebalan hukum diplomatik memperluas jangkauan kejahatan lintas negara.

Ancaman Dunia Digital

Transformasi digital membuka ruang baru bagi kejahatan terorganisir. Cybersecurity Ventures memprediksi kerugian akibat kejahatan siber mencapai US\$9,5 triliun pada 2024. 

BACA JUGA:Ini 5 Tempat Wisata Terbaik di Bengkulu: Keindahan Alam dan Sejarah dalam Satu Perjalanan

BACA JUGA:Kanwil Kemenkum Sumsel Harmonisasi Raperbup Empat Lawang, Dorong Regulasi yang Efektif dan Berkelanjutan

Kasus jaringan 764 Inferno yang mengeksploitasi anak-anak secara daring menjadi bukti nyata kejahatan yang berjalan tanpa batas fisik.

Tantangan Tata Kelola Global

Dengan makin lemahnya kedaulatan negara, aktor kriminal kini menyatu dengan kekuasaan formal melalui korupsi dan kooptasi lembaga.

 Namun, respons internasional sering terhambat oleh kepentingan politik dan prinsip non-intervensi. Louise Shelley menyebut perlunya kerangka hukum global yang lebih adaptif untuk menghadapi ancaman hibrida yang memadukan kejahatan, korupsi, dan terorisme.

Refleksi: Siapa yang Berkuasa?

Saskia Sassen menekankan bahwa otoritas kini tersebar melampaui negara, merambah ke jaringan ekonomi, digital, dan sosial.

 Moisés Naím bahkan menggambarkan ekonomi gelap sebagai “invisible hand” baru yang menggerakkan dunia.

Menghadapi kenyataan ini, negara tak bisa lagi berdiri sendiri. Diperlukan kolaborasi internasional yang lentur, penguatan institusi lokal, dan pemahaman baru tentang bagaimana kekuasaan bekerja dalam praktik. Jika tidak, kita hanya akan menjadi saksi ketika para “penguasa bayangan” semakin menentukan arah masa depan dunia. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan