Sekolah Garuda Resmi Diluncurkan: Tanpa Zonasi, 80 Persen Siswa Dapat Beasiswa, Inklusif dan Bertaraf Internas

--
Rel, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) secara resmi meluncurkan Sekolah Garuda, sebuah sekolah unggulan baru yang menghapus sistem zonasi dan memberikan beasiswa kepada 80 persen siswa terpilih.
Wakil Menteri Kemendikti Saintek, Stella Christie, menjelaskan bahwa Sekolah Garuda hadir sebagai bentuk transformasi pendidikan nasional yang lebih inklusif dan adil.
Dalam media briefing Sabtu (17/5/2025), Stella menegaskan bahwa sekolah ini bukan eksklusif, melainkan terbuka bagi seluruh kalangan, termasuk penyandang disabilitas dan siswa dari keluarga kurang mampu.
“Sekolah ini inklusif, bukan eksklusif. Tidak ada sistem zonasi, dan penerimaannya berbasis seleksi terpusat dengan dua asas utama: ekonomi dan prestasi,” ungkap Stella.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Bangun Hunian Inklusif di IKN, Rakyat Kecil Diberi Kesempatan Tinggal
Bukan RSBI, Tapi Lebih Inklusif dan Merata
Meski menggunakan Kurikulum Internasional (International Baccalaureate/IB), Sekolah Garuda bukanlah kelanjutan dari program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang dibatalkan Mahkamah Konstitusi pada 2013.
Perbedaan utamanya terletak pada lokasi pembangunan sekolah yang justru menyasar wilayah dengan akses pendidikan terbatas seperti Nabire (Papua Tengah), Soe (NTT), dan Belitung Timur.
“Sangat sulit menyebutnya eksklusif jika sekolahnya dibangun di daerah-daerah yang akses pendidikannya masih minim,” kata Stella.
BACA JUGA:Tol Cantik Tapi Mistis: Deretan Ruas Jalan Tol di Indonesia yang Dikenal Angker
Sistem Seleksi Terpusat dan Berkeadilan
Tidak seperti sekolah negeri pada umumnya, Sekolah Garuda tidak menerapkan sistem zonasi. Seleksi masuk dilakukan secara nasional dan terpusat. Setelah seleksi, siswa akan disebar ke berbagai wilayah pembangunan sekolah.
Dari total siswa yang diterima, 80 persen akan mendapatkan beasiswa penuh berdasarkan kondisi ekonomi, sementara sisanya adalah siswa berbayar.
“Semakin miskin, semakin besar peluang diterima,” tegas Stella.