Masjid Gedhe Kauman: Simbol Perpaduan Islam dan Budaya Jawa, Destinasi Wisata Religi Favorit 2025

--
REL,Yogyakarta – Bagi wisatawan yang berencana menghabiskan liburan hari raya idul adha 2025 di Yogyakarta, mengunjungi Masjid Gedhe Kauman bisa menjadi pilihan tepat untuk merasakan suasana religi dan sejarah yang kuat di jantung Kota Gudeg.
Terletak di Jalan Kauman, tepat di sebelah barat Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan simbol penting perjalanan dakwah Islam di wilayah Kesultanan Yogyakarta.
Didirikan pada tahun 1773 Masehi (1197 Hijriah) atas prakarsa Sultan Hamengku Buwana I dan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat sebagai imam besar pertamanya, Masjid Gedhe Kauman menjadi bagian integral dari kompleks keraton.
Sejarah dan Filosofi Pembangunan
Masjid ini merupakan salah satu bukti konkret bagaimana Islam tumbuh berdampingan dengan budaya lokal Jawa.
Tujuan utama pembangunannya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual keluarga kerajaan sekaligus rakyat Yogyakarta.
Kehadirannya memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat perkembangan agama dan budaya.
Arsitekturnya dirancang dengan penuh makna filosofis. Salah satu ciri khas paling menonjol adalah atap tumpang tiga atau yang dikenal dengan Tajug Lambing Teplok, bentuk khas atap masjid tradisional Jawa.
Tiga susunan atap ini melambangkan perjalanan spiritual manusia dari syariat (ajaran dasar Islam), menuju hakikat (pemahaman batin), hingga mencapai ma’rifat (pengetahuan hakiki tentang Tuhan).
Di bagian puncak atap terdapat mustaka berbentuk daun kluwih, yang menurut filosofi Jawa merupakan simbol kelimpahan dan kesempurnaan hidup.
Sementara itu, gadha berbentuk huruf alif menjadi simbol keesaan Allah SWT—satu bentuk penghormatan terhadap nilai tauhid dalam Islam.
BACA JUGA:Harga Rp 3 Jutaan, Galaxy A26 5G Bawa Fitur Flagship! Desain Premium, Kamera OIS, dan Tahan Air!
Fungsi Sosial dan Keagamaan