Depan Belakang

Depan belakang.--

Oleh: Dahlan Iskan 

''Pilih yang mana?'' 

Saya diminta masuk ke dalam counter check in: agar bisa melihat layar komputer di meja petugas. Ada denah susunan kursi di layar itu. Banyak kursi sudah terisi.  

Saya memang telat check in. Tidak ada lagi dua kursi kosong yang  bersebelahan. Saya harus duduk terpisah dari istri. Sedih. Padahal maunya meniru Putu Leong: lengket terus seperti prangko. 

Gara-gara telat check in. 

BACA JUGA:Dinas Pertanian Alokasikan Pupuk Bersubsidi

BACA JUGA:Sembilan Pejabat Mengikuti Job Fit

Yang disebut ''telat'' di zaman sekarang itu sebenarnya masih dua jam dari waktu boarding. Dulu, check in dua jam sebelum boarding itu disebut early check in. Sekarang dikategorikan telat. Yang disebut ''tidak telat'' adalah check in online: bisa 12 jam sebelumnya. Bisa pilih tempat duduk prangko. 

Mengapa saya tidak bisa check in online?  

Itu gara-gara nama saya tidak sama. Antara yang di visa dan di paspor. Itu tidak bisa diterima di sistem komputer check in online. Saya tegur teman saya yang mengurus check in online: kenapa tidak dijelaskan ke komputer itu. Bahkan kenapa tidak didebat:  beda nama itu bukan salah saya.  

''He he komputer tidak bisa didebat, Pak Boss,'' jawabnyi lantas senyum-senyum. 

BACA JUGA:10 Makanan yang Mengandung Vitamin A untuk Tubuh Sehat

''Jangan panggil saya Pak Boss lagi. Saya sudah bukan bos,'' tegur saya. 

Pun nama istri saya. Ada tambahan kata ketiga. Di visa nama saya jadi Dahlan Iskan Mochamad. Istri saya jadi Nafsiah Sabri Shahdan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan