Kenapa Apple Ogah Bikin Chatbot Sendiri?

Pada ajang WWDC 2025 yang digelar 9 Juni lalu, Apple memperkenalkan banyak hal: pembaruan iOS 26, pembaruan fitur Apple Intelligence, hingga penguatan privasi pengguna.-ist-
Tapi ya, jangan harap bisa ngobrol ngalor-ngidul seperti di ChatGPT. Ini masih sangat mentah, sangat dasar.
Tapi... ini mengisyaratkan satu hal: Apple tidak buta arah. Mereka hanya sedang menunggu waktu yang tepat.
Apple: Sang Juara Strategi “Terlambat Tapi Hebat”
Kalau kamu termasuk yang kecewa karena Apple belum punya chatbot keren, mungkin kamu lupa sejarah panjang Apple yang penuh "penundaan disengaja."
BACA JUGA:Edukasi Seru Lewat Wisata Budaya: Ini 3 Favorit Turis Asing di Indonesia
Ingat ketika Steve Jobs meledek stylus saat meluncurkan iPad pertama? “Kalau kamu lihat stylus, berarti mereka gagal,” katanya.
Tapi beberapa tahun kemudian, Apple Pencil hadir dan menjadi aksesoris yang dicintai banyak pengguna.
Ingat juga masa-masa awal smartwatch? Microsoft, Pebble, Sony, dan Samsung sudah punya lebih dulu.
Tapi begitu Apple Watch masuk pasar—boom!—hanya butuh dua tahun untuk menjadi wearable terlaris di dunia.
BACA JUGA:Wisata Edukasi Hits di Bogor 2025: Seru, Estetik, dan Penuh Ilmu!
Begitu juga soal tablet. Apple bukan yang pertama. Tapi siapa yang mempopulerkan tablet di kalangan umum? Jawabannya jelas: Apple.
Nah, pola ini bisa saja sedang terulang di ranah AI.
Ketika kompetitor sedang sibuk memamerkan chatbot dengan gaya selebritas digital, Apple memilih merajut kecerdasan buatan ke dalam lapisan-lapisan halus sistem operasi mereka.
AI bukan tujuan akhir, melainkan alat bantu yang menyatu dalam pengalaman pengguna.
BACA JUGA:Belajar Sambil Liburan? Yuk ke Bukittinggi, Surganya Wisata Edukasi!
Apple Intelligence: AI yang Tak Mengganggu
Alih-alih menciptakan chatbot yang mengharuskan pengguna "berhenti melakukan sesuatu demi bicara dengan AI," Apple menghadirkan fitur-fitur cerdas yang diam-diam membantu. Misalnya: