Sepi Pembeli Setelah Penataan

DAGANG: Suasana Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang setelah ditertibkan, Sabtu (28/6/2025). Foto: Istimewa--
REL, Palembang — Program penataan kembali Pasar 16 Ilir yang dilakukan Pemerintah Kota Palembang pada Rabu (25/6/2025) malam menuai reaksi beragam dari para pedagang kaki lima (PKL).
Meskipun tampilan pasar kini jauh lebih tertib dan rapi, sejumlah pedagang mengeluhkan dampak langsung terhadap penurunan omzet yang cukup signifikan.
Kebijakan penertiban tersebut membuat para pedagang yang sebelumnya memenuhi ruas jalan utama seperti Jalan Pasar 16 Ilir dan Jalan Tengkuruk harus bergeser ke sisi bahu jalan.
Sebagian dari mereka bahkan kehilangan posisi strategis yang selama ini menjadi sumber utama lalu lintas pembeli.
BACA JUGA:Cak Arlan Tanggap Meski Hari Libur
“Pembeli kami sudah sedikit, apalagi sekarang banyak orang beli baju lewat online. Pelanggan setia yang dulu tahu di mana kami biasa jualan, sekarang malah bingung cari kami,” ujar Aldi, salah satu pedagang pakaian yang turut terdampak penataan, saat ditemui pada Sabtu (28/6/2025).
Aldi mengakui bahwa ia memahami dan mendukung maksud baik pemerintah untuk merapikan kawasan pasar tradisional yang selama ini dikenal semrawut dan padat.
Namun ia menegaskan, penataan yang dilakukan harus dibarengi dengan solusi konkret agar aktivitas perdagangan tetap berjalan dan pendapatan pedagang tidak terganggu.
“Kami mendukung penataan, tapi jangan hanya soal kerapian. Harus ada upaya agar pasar ini kembali ramai pembeli. Kalau cuma rapi tapi pembelinya hilang, kami yang rugi,” tegasnya.
BACA JUGA:Pegawai Non-ASN Boleh Pakai Seragam Kuning Khaki
Senada, Nana, seorang pedagang buah yang biasa berjualan di area depan pasar, menyampaikan hal serupa.
Ia mengaku secara sukarela mengikuti instruksi penertiban dan mundur dari titik berjualan lamanya. Namun ia juga berharap pemerintah tidak berhenti hanya pada penertiban fisik semata.
“Kami ikut saja apa kata pemerintah, asal kami juga dibantu supaya pasar tetap ramai. Kalau sepi terus, bagaimana nasib kami pedagang kecil ini?” kata Nana.
Menurutnya, sebelum penataan, lalu lintas kendaraan di sekitar pasar memang sering macet dan kawasan terkesan kumuh.