SPMB 2025 di Bandung: Sekolah SMA Swasta Kekurangan Calon Siswa, Ada Apa?

SPMB 2025 di Bandung: Sekolah SMA Swasta Kekurangan Calon Siswa, Ada Apa?-Reri Alfian -Reri Alfian
RAKYATEMPATLAWANG – Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Kota Bandung tahun 2025 mencatat fenomena yang mengkhawatirkan. Sejumlah sekolah swasta melaporkan penurunan signifikan jumlah calon siswa yang mendaftar. Padahal, masa pendaftaran sudah hampir selesai.
Berdasarkan pantauan dari beberapa panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) swasta, hingga awal Juli ini, banyak sekolah belum memenuhi kuota minimum peserta didik baru. Beberapa bahkan hanya menerima 30–40 persen dari target jumlah siswa yang ditetapkan.
Penyebab Kekurangan Calon Siswa
Menurut berbagai sumber di lapangan, ada sejumlah faktor yang diduga menjadi penyebab minimnya pendaftar ke SMA swasta tahun ini:
BACA JUGA:Kriteria Penilaian Lolos Sekolah Swasta Gratis SMA dan SMK di Jakarta
1. Prioritas ke Sekolah Negeri
Banyak orang tua tetap mengincar sekolah negeri karena dianggap lebih terjangkau dan memiliki reputasi akademik yang lebih baik. Meski sistem zonasi masih berlaku, sebagian besar keluarga berupaya semaksimal mungkin agar anak mereka diterima di SMA negeri.
2. Pertumbuhan Sekolah Gratis Binaan Pemerintah
Program sekolah swasta gratis yang diadopsi oleh beberapa kota besar, seperti Jakarta, belum secara merata diterapkan di Bandung. Akibatnya, SMA swasta reguler kesulitan bersaing dalam hal biaya.
3. Beban Biaya Pendidikan
Meskipun beberapa SMA swasta telah menurunkan biaya pendaftaran atau memberikan potongan uang pangkal, bagi banyak keluarga, biaya masuk SMA swasta tetap dianggap memberatkan. Inflasi dan kondisi ekonomi pascapandemi masih menjadi beban tersendiri bagi banyak rumah tangga.
4. Kurangnya Sosialisasi dan Promosi Sekolah
Beberapa sekolah swasta dinilai kurang agresif dalam melakukan promosi atau sosialisasi program unggulan mereka. Di sisi lain, masyarakat kini lebih selektif dalam memilih sekolah, terutama karena banyak informasi bisa diakses secara online.
Tanggapan Pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan
Ketua Forum Komunikasi SMA Swasta Kota Bandung, Ahmad Nurhalim, mengatakan bahwa situasi ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, namun tahun 2025 adalah yang terburuk.
“Kami berharap ada intervensi dari pemerintah daerah, minimal dalam bentuk kerja sama promosi, subsidi silang, atau bantuan operasional untuk sekolah yang terdampak,” katanya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Bandung mengaku sedang melakukan pendataan ulang dan mempertimbangkan evaluasi terhadap sistem penerimaan siswa baru di sekolah swasta agar bisa lebih inklusif dan kompetitif.
Upaya Solusi: Subsidi dan Digitalisasi
Beberapa solusi tengah dikaji, antara lain:
-
Pemberian subsidi biaya pendidikan bagi siswa dari keluarga menengah ke bawah yang masuk sekolah swasta.
-
Peningkatan platform digital untuk pendaftaran sekolah swasta yang terintegrasi dengan PPDB Kota Bandung.