Tegas! Tas Aneh dan Pakaian Warna-Warni Dilarang, Kemendikdasmen Kawal MPLS Ramah 2025 untuk Sekolah yang Nyam

Tegas! Tas Aneh dan Pakaian Warna-Warni Dilarang, Kemendikdasmen Kawal MPLS Ramah 2025 untuk Sekolah yang Nyaman dan Edukatif-ist/net-
Rel, Bacakoran.co – Menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmennya dalam menciptakan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
MPLS yang ramah, aman, dan mendidik bagi seluruh peserta didik, mulai dari PAUD hingga pendidikan menengah.
Melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025, Kemendikdasmen menolak keras bentuk-bentuk aktivitas yang menyimpang dari nilai edukatif dalam pelaksanaan MPLS. Mulai dari penggunaan tas aneh, pakaian warna-warni nyentrik, hingga simbolisasi yang tidak relevan dengan proses belajar, semua dilarang keras.
“Kami tidak membenarkan aktivitas yang tidak relevan dan justru membuat peserta didik tidak nyaman,” tegas Rusprita Putri Utami, Kepala Pusat Penguatan Karakter dalam webinar nasional Kemendikdasmen, Selasa (8/7/2025).
MPLS Ramah, Bukan Sekadar Perkenalan
Menurut Dirjen PAUD Dasmen Gogot Suharwoto, MPLS Ramah bukan ajang seremoni biasa, melainkan langkah awal membentuk karakter dan membangun kenyamanan psikologis siswa dalam memasuki lingkungan belajar baru. Setiap kegiatan dirancang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
BACA JUGA:Comeback! 4 HP Motorola 5G 2025 Ini Bikin Xiaomi dan Samsung Waspada
BACA JUGA:Vivo Pad 3 Pro Rilis! Tablet Gahar dengan Baterai 11.500 mAh dan RAM 16 GB
Program MPLS tahun ini juga disinergikan dengan dua program unggulan Kemendikdasmen, yakni:
7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (seperti bangun pagi, olahraga, ibadah, hingga tidur tepat waktu)
Program Pagi Ceria, yang memuat senam, menyanyikan lagu kebangsaan, dan doa bersama sebelum belajar
Peran Guru dan Orang Tua Sangat Vital
Pelaksanaan MPLS Ramah sangat menekankan peran aktif guru dan orang tua. Guru bertindak sebagai arsitek utama kegiatan, sedangkan siswa OSIS dan MPK hanya boleh membantu di bawah pengawasan langsung guru.
Sementara itu, dukungan emosional dari orang tua di hari-hari awal sekolah sangat menentukan. Mengantarkan anak ke sekolah bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk nyata dari kasih sayang dan dukungan psikologis.