Rabu, 18 Des 2024
Network
Empat Lawang Madani
Pendidikan
Rakyat Empat Lawang
Sumsel
Kesehatan
Kriminal
Olahraga
Lainnya
Nasional
Mitos dan Legenda
Religi
Network
Beranda
Empat Lawang Madani
Detail Artikel
Tirai Keluarga
Reporter:
Adi Candra
|
Editor:
Mael
|
Kamis , 07 Mar 2024 - 21:30
Tirai keluarga.--
tirai keluarga oleh: dahlan iskan pagi-pagi saya olahraga lagi. satu jam lagi. di bagian depan kamar. saya bawa speaker kecil –sekecil korek api yang saya beli di beijing tempo hari. saya punya stok lagu di memori hp. satu jam, 22 lagu. sudah dua hari tidak olahraga. baru di buraydah ini bisa olahraga. langsung malamnya dan paginya. di hotel di makkah tidak boleh suarakan musik. saya coba olahraga di depan kamar pakai musik. ketahuan. didatangi petugas. dilarang. olahraga saya teruskan. tanpa musik. boleh. di buraydah udara terasa lebih kering. sambil olahraga yang terpikir cara meneruskan perjalanan ke riyadh. baca juga:rumdin akan dijadikan kompleks pertanian hidroponik baca juga:hadiahkan umroh bagi kafilah juara ditingkat provinsi saya belum tahu ada kereta jam berapa saja. reception hotel juga tidak tahu. lebih baik pagi-pagi langsung stasiun. dari pada menyesal belakangan. "bagaimana cara cari taksi ke stasiun?" "punya uber?" "tidak punya". ia garuk-garuk kepala. lalu mengelus jenggot. diam menerawang. berpikir keras. lama. "saya bisa panggilkan taksi. tapi ... mahal". ups. "seberapa mahal?" “seratus riyal". ganti saya yang garuk kepala. mau meraba jenggot tidak punya bulu di janggut. terdiam. lama. "ok" kata saya lirih. "ke stasiun saja kok 100 riyal" kata saya dalam hati. baca juga:perkuat komitmen raih predikat wbk lapas kelas iib empat lawang ikuti kegiatan di hotel alts palembang logika saya salah lagi. seharusnya stasiun kereta di tengah kota. ternyata tidak di buraydah. stasiun kereta buraydah tidak di buraydah. tidak pula di kota lain sekitarnya. stasiun ini di tengah padang pasir yang luas: 50 km dari kota. berarti 100 riyal tidak mahal: tidak ada pilihan lain. hampir saja mau jalan kaki dari hotel –setelah coba berdiri di pinggir jalan tidak menemukan angkot. ternyata segini jauhnya. stasiun ini baru: setelah covid-19. cantik. 3-i. ia satu-satunya bangunan di lautan pasir nan luas itu. semua penumpang datang diantar mobil. saya langsung ke loket penjualan tiket. "penuh," ujar petugas loket. "yang siang?" “penuh". "sore?" “penuh semua. sepanjang hari". baca juga:wisata tower ampera bakal jadi destinasi dunia saya garuk-garuk kepala. agak keras. agak lama. biar ia lihat bahwa saya lagi yatim piatu. saya menyesal tidak menahan si 100 riyal. agar tunggu dulu di stasiun –sampai saya pasti dapat tiket. logika saya salah lagi. ini memang hari minggu tapi kan hari kerja. mestinya tidak banyak penumpang. di saudi weekend-nya kamis malam. liburnya jumat dan sabtu. di perjalanan tadi si 100 riyal sebenarnya sudah menawarkan: bisa langsung antar ke riyadh. ongkosnya: antara 800 sampai 900 riyal. tergantung di sebelah mana riyadh-nya. "riyadh itu kota besar," katanya. baca juga:ratna-suwarti bakal bersaing di pilkada mura? nama lain mulai bermunculan ia orang mesir. sudah 10 tahun kerja di saudi. ia juga sudah memberikan nomor teleponnya ke saya. saya longok ke luar stasiun: tidak ada siapa pun. ia sudah begitu jauh. sudah ditelan fatamorgana. saya balik ke loket. tanpa berkata apa-apa. hanya garuk-garuk kepala. ia lihat si yatim piatu di depannya. "apakah mau jadi penumpang cadangan?" katanya. "mauuuuuu" jawab saya. "anda bayar 105 riyal. kalau semua penumpang ternyata datang, uang kembali. tidak bisa cash. akan dikirim ke rekening bank anda. mungkin perlu waktu 2 atau 3 hari," katanya. "mauuuu". "anda masuk waiting list nomor 2". "mauuuuu". "kereta akan berangkat pukul 09.00. anda akan tahu dapat kursi atau tidak pukul 08.57". "mauuuu". ia melihat bawaan saya. "hanya itu?" “mauuuu". mungkin saya akan langsung ditolak kalau terlihat bawa koper besar. waktu tiga menit tidak cukup untuk menyeret koper ke kereta. "saya bisa lari," kata saya. ia tersenyum –mungkin lihat kacamata hitam saya yang baru yang lupa saya copot. "anda tunggu di kursi sana itu," katanya sambil menyerahkan tiket saya. kali ini saya bayar pakai kartu. agar, kalau tidak dapat kursi, uang bisa balik masuk kartu itu –tidak nyasar ke kartunya jokosp sp. di kursi tunggu saya pun lihat layar hp: masih pukul 08.30. masih bisa berdebar agak lama. saya tidak berdoa semoga ada mobil calon penumpang yang kesasar di padang pasir. saya pasrah. tawakal. saya tidak berusaha menjemput takdir. saya murni menunggu nasib. pun satu wanita bercadar hitam di ujung kursi sana. setengah jam detak jatung berlomba cepat dengan detik di hp. kurang lima menit. petugas minta tiket saya. juga tiket si hitam. dibawa masuk. tanda-tanda baik. kurang tiga menit. ada petugas memberi kode dari jauh: dengan tangannya. saya bergegas lari ke arahnya. ke arah kereta. saya diantar oleh petugas itu masuk gerbong. aman. terus berjalan ke gerbong depannya: penuh. banyak tempat duduk berhadapan: diberi tirai. mungkin satu keluarga di balik tirai itu. masuk lagi ke gerbong di depannya: penuh. sebagian gerbong ini dikosongkan. lantainya diberi karpet. ada sajadah terhampar: musala. di musala itu pun saya mau. lebih santai. ke gerbong depannya lagi. saya diminta duduk di situ. di kursi yang banyak barangnya: minuman, kardus-kardus, kereta dorong. oh.. ini kereta makan. nggak masalah. hanya 3 jam perjalanan. ini bukan kereta cepat. tapi baru. bersih. kalau pun saya naik mobilnya si mesir tadi juga tiga jam. naik bus yang bisa lima jam: hanya boleh lari 80-100 km/jam. tiga jam di kereta ada waktu nyicil membaca komentar. sambil cari hiburan. tidak ada rhoma irama –pun tiruannya. inilah kali pertama saya ke riyadh –dulunya hanya sebatas transit di bandaranya. hai riyadh! saya datang! "mau ngapain di sini?" tanya riyadh yang hanya terdengar di hati. "saya juga tidak tahu," jawab saya ke riyadh. semoga bisa bertemu ronaldo di stadion an-nassr. atau bertemu neymar di stadion al hilal. "omon koson," ujar si riyadh. rupanya riyadh sudah bisa memodifikasi kata-kata terkenal di indonesia sejak debat capres yang lalu. besoknya saya ke dua stadion itu: tutup. jangankan ronaldo dan neymar, stadion itu pun belum milik mereka. an-nassr hanya diberi hak mengelola stadion besar milik king saud university. kampusnya di seberang stadion. luas. di pusat kota. al hilal mendapat hak mengelola stadion lainnya. masih baru. gres. milik pemerintah: kingdom arena. wajah depannya seperti gedung perpustakaan. letaknya di pinggir kota. di seberang theme park terkenal: boulevard world. saya akan ke situ lagi kelak, di tahun 2035: kalau piala dunia jadi dilaksanakan di saudi arabia. itu pun kalau sebuah harapan benar-benar bisa menambah umur.(dahlan iskan)
1
2
3
4
»
Last
Tag
# padang pasir
# hotel
# beijing
# tirai keluarga
# makkah
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Koran Rel 08 Maret 2024
Berita Terkini
Kadispora Sungai Penuh Pingsan Usai Jadi Tersangka Korupsi Pembangunan Stadion Mini
Nasional
40 menit
Pengumuman Hasil PPPK 2024: Cek Link dan Instansi yang Dilamar di Sini!
Nasional
1 jam
Terungkap! Ini Syarat Justin Hubner Sebelum Perkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Olahraga
2 jam
Harimau Malaya Terpojok! Kamboja Kejutkan Malaysia di Klasemen Piala AFF
Olahraga
2 jam
Erick Thohir Kritik Kinerja Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Olahraga
2 jam
Berita Terpopuler
Gaji Pensiunan PNS 2025 Resmi Diumumkan, Ini Rincian Terbarunya untuk Setiap Golongan
Nasional
22 jam
Akbar Faizal Bongkar Surat Resmi Pemecatan PDIP, Jokowi, Gibran, dan Bobby Hadapi Babak Baru Pertarungan denga
Nasional
21 jam
Besaran Gaji PNS dan PPPK Tahun 2025, Mana yang Tertinggi?
Nasional
23 jam
10 Jurusan Sarjana dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi: Panduan Penting Memilih Jurusan Kuliah
Nasional
20 jam
Polisi Gugur Saat Tugas Mengungkap BBM Ilegal di Kalimantan Timur
Kriminal
6 jam
Berita Pilihan
Tampilkan Tarian Tradisional, Kampus UNILED Raih Juara di Event Pagar Alam Coffee Festival
Sumsel
18 jam
SD Madani Islamic Boarding School Lakukan Tasyakuran Lakukan Peresmian Gedung Baru
Sumsel
18 jam
Mengenal 3 Tokoh Pahlawan Nasional Asal Sumatera Selatan yang Menginspirasi
Mitos dan Legenda
19 jam
Melihat Pinto Khop, Keberadaan dan Signifikansi dalam Budaya Aceh
Nasional
19 jam
Pemerintah Naikkan Tunjangan Sertifikasi Guru untuk Tingkatkan Kesejahteraan Pendidik
Nasional
1 hari