Fakta Unik Kurikulum Sekolah Rakyat: Jadi Prototipe Atasi Kemiskinan dan Inspirasi Pendidikan Nasional

Fakta Unik Kurikulum Sekolah Rakyat: Jadi Prototipe Atasi Kemiskinan dan Inspirasi Pendidikan Nasional-Reri Alfian -Reri Alfian
RAKYATEMPATLAWANG — Di tengah tantangan ketimpangan pendidikan dan kemiskinan struktural, sebuah inovasi pendidikan muncul dari akar rumput: Kurikulum Sekolah Rakyat. Berbeda dari kurikulum formal pemerintah, kurikulum ini dirancang secara partisipatif oleh komunitas, penggerak pendidikan alternatif, serta masyarakat setempat — dan kini diakui sebagai prototype pendidikan yang efektif untuk mengatasi kemiskinan.
Sekolah Rakyat, yang mulai berkembang sejak awal 2010-an, kini mendapat sorotan nasional. Banyak pihak menilai bahwa kurikulum berbasis kehidupan nyata yang diterapkan di sekolah-sekolah ini mampu membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga tangguh secara sosial dan ekonomi.
Fakta Unik Kurikulum Sekolah Rakyat:
-
Berbasis Konteks Lokal
Kurikulumnya tidak terpaku pada standar nasional, tapi disusun berdasarkan kebutuhan dan potensi lingkungan sekitar — seperti pertanian, kerajinan, hingga manajemen usaha kecil.
BACA JUGA:Beasiswa Patriot Diluncurkan 2026, Uang Saku Dijanjikan Lebih Besar dari LPDP
-
Tanpa Ujian Nasional, Tapi Penuh Evaluasi Praktis
Penilaian dilakukan lewat proyek, praktik kewirausahaan, pengabdian masyarakat, dan kemampuan menyelesaikan masalah nyata — bukan sekadar ujian tulis. -
Guru adalah Fasilitator, Bukan Sekadar Pengajar
Pengajar di Sekolah Rakyat disebut pendamping belajar, yang bertugas mendampingi siswa mengembangkan potensi dirinya, bukan memaksakan standar. -
Murid Didorong Jadi Mandiri Sejak Dini
Banyak lulusan Sekolah Rakyat yang sudah memiliki usaha sendiri sejak usia belia. Beberapa bahkan menjadi pelatih wirausaha di kampungnya. -
Tidak Berbayar, Didukung oleh Komunitas
Sekolah ini umumnya gratis dan dikelola oleh relawan, tokoh masyarakat, serta donatur lokal. Filosofi utamanya adalah pendidikan adalah hak, bukan komoditas.
BACA JUGA:Empat Universitas di Yogyakarta Masuk Daftar Kampus Terbaik di Dunia
Menginspirasi Kebijakan Nasional
Atas keberhasilannya mengangkat kualitas hidup warga miskin secara nyata, Kurikulum Sekolah Rakyat mulai dilirik oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan. Dalam beberapa kesempatan, pejabat kementerian menyebut pendekatan ini sebagai “inspirasi pendidikan masa depan Indonesia” yang menempatkan keadilan sosial sebagai inti proses belajar.
Beberapa daerah kini mulai melakukan uji coba adaptasi kurikulum ini ke dalam sekolah-sekolah negeri dengan penyesuaian tertentu, terutama di wilayah terpencil dan rentan.
“Kurikulum ini bukan sekadar soal belajar baca-tulis, tapi tentang membebaskan manusia dari ketakutan akan masa depan,” ujar salah satu penggagas Sekolah Rakyat di Yogyakarta.
Dengan pendekatan yang membumi dan berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan, Sekolah Rakyat membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi senjata paling ampuh untuk mengubah nasib — bukan hanya di kelas, tapi di kehidupan nyata.***