Sederet Kritik Pedas untuk Menag Soal Guru Meski Sudah Minta Maaf

Sederet Kritik Pedas untuk Menag Soal Guru Meski Sudah Minta Maaf-ist/net-

REL, Bacakoran.co – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam acara di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (3/9/2025), berbuntut panjang. 

Ucapan Menag yang menyebut, “kalau mau cari uang, jangan jadi guru, jadi pedaganglah”, menuai kontroversi dan membuat banyak guru merasa tersinggung.

Meski sudah meminta maaf dan mengakui pernyataannya menimbulkan multitafsir, kritik dari kalangan pendidik terus berdatangan. Salah satunya datang dari Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri, yang menilai pernyataan Menag tidak semestinya keluar dari seorang pejabat negara.

1. Guru Madrasah Masih Jauh dari Sejahtera

Iman menegaskan, profesi guru adalah pekerjaan profesional sebagaimana diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Artinya, guru berhak mendapatkan penghasilan yang layak. Namun, kondisi saat ini justru berbanding terbalik, terutama bagi guru madrasah swasta.

BACA JUGA:Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad Coret Anggaran Mobil Dinas Demi BPJS Rakyat

BACA JUGA:Vivo Y28 vs Samsung Galaxy M15: HP 5G Rp2 Jutaan, Mana yang Lebih Worth It Dibeli 2025?

“Banyak guru madrasah digaji hanya Rp250 ribu – Rp500 ribu per bulan, jauh di bawah UMR. Ini jelas tidak sesuai amanat undang-undang,” tegas Iman.

2. Insentif Guru Madrasah Belum Cair

Kritik berikutnya menyasar soal insentif guru madrasah yang hingga kini belum juga cair. Padahal, guru di bawah Kemdikdasmen dan Pemda sudah menerima insentif sejak Agustus 2025.

“Daripada menyuruh guru mengajar dengan ikhlas, sebaiknya Menag menyelesaikan dulu persoalan insentif yang belum cair untuk guru madrasah,” kata Iman.

3. Tidak Menghargai Lembaga Pendidikan

Menurut Iman, pernyataan Menag juga bisa mencoreng martabat Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang melahirkan calon guru. Hal ini dikhawatirkan membuat generasi muda enggan memilih profesi guru.

“Tagar #janganjadiguru beberapa waktu lalu muncul sebagai sindiran kepada pemerintah. Pernyataan Menag justru memperkuat kesan bahwa profesi guru tidak layak untuk masa depan,” jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan