Akhir September, Sumsel Masuk Musim Hujan

--
REL, Palembang - Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini dominan masih dalam periode musim kemarau. Baru sebagian kecil yang berada pada masa peralihan. Hanya 2 dari 14 ZOM atau sekitar 14 persen tetap turun hujan. Akhir September nanti diprediksi masuk musim penghujan.
“Masyarakat diharapkan terus waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang akan timbul selama periode ini, seperti potensi peningkatan munculnya titik panas. Juga terjadinya hujan secara tiba-tiba yang disertai petir dan angin kencang,” ungkap Kepala Stasiun Klimatologi (Statklim) Kelas I Sumsel, Wandayantolis pada laman resmi Statklim Sumsel.
Dijelaskannya, sebagian besar wilayah Sumsel diprediksi berpeluang lebih dari 50 persen terjadi curah hujan rendah (0-50 mm). Kecuali, sebagian wilayah Pagaralam bagian barat laut, sebagian kecil wilayah Lahat bagian barat, Empat Lawang bagian selatan, dan Muratara bagian barat dan timur laut. Juga di Muba bagian utara, Banyuasin bagian utara, Muara Enim bagian utara, dan PALI.
“Daerah-daerah itu diprediksi berpeluang lebih dari 50 persen terjadi curah hujan menengah (51-150 mm),” bebernya. Dengan kata lain, musim hujan di Sumsel diprediksi terjadi lebih cepat.
BACA JUGA:Wakil Bupati Muba Serap Aspirasi Warga Lalan
Ditambahkan Koordinator Bidang Data dan Informasi Statklim Sumsel, Nandang Pangaribowo SKom. Menurut proyeksi pihaknya, musim hujan di wilayah Sumsel akan dimulai akhir September ini. "Proyeksi kita untuk musim hujan Sumsel tahun ini akan lebih awal atau maju sekitar 2-3 dasarian," jelasnya.
Itu pun baru pada sebagian wilayah. Seperti Sumsel bagian tengah ke timur, yakni Muba, Banyuasin, Palembang, Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, PALI, Prabumulih, sebagian Lahat, dan OKU Timur. Menurutnya, kondisi ini sudah diproyeksikan sejak awal Agustus lalu.
Majunya musim hujan ini terkait dengan masih menghangatnya SST (suhu muka laut) di perairan Indonesia dan sekitar nya. Juga pengaruh belokan masa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan dan uap air masuk ke wilayah Sumsel masih cukup banyak. Karena itu, potensi hujan ringan hingga sedang masih bisa terjadi di awal hingga pertengahan September ini.
"Untuk itu kami memberikan imbauan dan rekomendasi kewaspadaan kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak perubahan cuaca signifikan pada periode peralihan musim ini," terang Nandang.
BACA JUGA:Pemkab Muba Adakan Rapat Lanjutan Bahas Persiapan Hari Jadi Muba ke-69
Hujan ekstrem yang dapat menyebabkab jarak pandang berkurang, menimbulkan genangan dan banjir hingga tanah longsor. "Angin kencang, puting beliung, pohon tumbang hingga hujan es di beberapa lokasi," ujarnya.
Di sisi lain. Tetap ada potensi peningkatan hotspot yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat masih adanya jeda hari tanpa hujan. Dengan suhu udara yang lebih panas dan menyengat, masyarakat diimbau menjaga kesehatan, mengurangi aktivitas luar ruangan pada siang hari, serta memperhatikan kebutuhan cairan tubuh.
"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, status siaga karhutla di Sumsel tetap perlu dipertahankan hingga ketika musim hujan telah merata," pungkasnya. Sebelum hujan di seluruh wilayah Sumsel, tetap ada potensi terjadinya karhutla. (*)