Kemendikdasmen Luncurkan Beasiswa untuk Guru Belum Sarjana, Guru Honorer Keluhkan Akses Masih Sulit

Kemendikdasmen Luncurkan Beasiswa untuk Guru Belum Sarjana, Guru Honorer Keluhkan Akses Masih Sulit-ist/net-
Rel, Bacakoran.co — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia resmi meluncurkan program beasiswa bagi guru yang belum menempuh pendidikan D4 atau S1.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik di seluruh Indonesia agar sesuai dengan standar profesional guru yang ditetapkan kementerian.
Namun, di balik kabar baik tersebut, sejumlah guru honorer di daerah mengeluhkan sulitnya akses untuk mendapatkan beasiswa. Mereka menilai mekanisme pendaftaran dan penyaluran beasiswa masih belum menyentuh kalangan tenaga pendidik non-ASN di lapangan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa program ini menjadi bagian dari kebijakan besar Kemendikdasmen untuk mencetak guru berkualitas dan bersertifikat sesuai ketentuan.
BACA JUGA:Performa Gila! Redmi K90 Pro Catat Skor Geekbench 11.000, Tantang Samsung dan iPhone 17
BACA JUGA:Poco M7 Resmi Rilis, Baterai Jumbo 7000 mAh dan Layar 144Hz Cuma di Harga Segini!
“Kami memberikan beasiswa bagi guru yang belum D4 atau S1. Tahun ini 12.500 guru akan menerima, dan tahun depan meningkat menjadi 150.000 penerima, masing-masing sebesar tiga juta rupiah per semester,” ujar Abdul Mu’ti dalam kunjungan kerjanya ke SDK Sang Timur Kota Batu.
Beasiswa ini nantinya akan disalurkan melalui program pelatihan, sertifikasi, hingga Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu, Kemendikdasmen juga tengah mempercepat digitalisasi pendidikan dan pembangunan sarana pembelajaran di lebih dari 16 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Namun, bagi sebagian guru honorer, realisasi program ini masih jauh dari harapan. Kabib Abdullah, seorang guru honorer mata pelajaran agama di SDN 2 Ngroto, Pujon, Kabupaten Malang, mengaku belum merasakan kemudahan dalam mengakses beasiswa tersebut.
“Bagi guru honorer seperti saya, mengakses beasiswa dari pemerintah itu susah. Selama ini, kami justru lebih banyak dapat bantuan kuliah dari kampus atau lewat program Bidikmisi,” ungkap Kabib.
Kabib juga menyoroti besaran nominal beasiswa sebesar Rp3 juta per semester yang dinilai belum mencukupi biaya kuliah. Ia mencontohkan, biaya UKT di kampusnya mencapai Rp2,8 juta per semester, sementara dirinya hanya menerima honor Rp600 ribu per bulan.
“Misal beasiswanya tiga juta, itu hanya cukup untuk bayar UKT saja. Tidak ada sisa untuk buku. Mungkin lebih baik kalau seperti Bidikmisi, ada biaya hidup juga,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah dapat memperluas jangkauan dan mempermudah proses pendaftaran beasiswa, terutama bagi guru honorer yang belum berstatus ASN atau PPPK, agar program ini benar-benar tepat sasaran dan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan nasional.
BACA JUGA:Samsung Hentikan Dukungan Galaxy Lama: Ini Dampak Nyata bagi Pengguna di 2025