Sungai Musi Siaga 1, Kenaikan Air Capai 4,62 Meter
Kondisi debit sungai Musi yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.--
REL, Palembang - Ketua Tim Hukum dan Komunikasi Publik Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII, Mgs Zulfikar Rasyidi, mengatakan, dari pemantauan sensor tinggi permukaan air yang dipasang di beberapa sungai, ada yang menunjukkan status siaga 1. Yakni di AWLR Sekanak (Sungai Musi Palembang), berdasarkan data terakhir Sabtu (6/12) malam.
"Karena adanya pengaruh pasang surut Sungai Musi serta peningkatan curah hujan di Sumsel, kenaikan tinggi muka air (TMA) mencapai 4,62 meter," jelasnya, Minggu (7/12). Debit airnya mencapai 6431.19 m³/s, yang artinya sangat deras.
Selain itu, ada dua sungai besar lainnya yang berstatus siaga 2. Yakni AWLR Bayung Lencir di Sungai Lalan yang menunjukkan TMA 3,96 meter dan AWLR Pengumbuk di Sungai Musi yang mencatat TMA 6,26 meter.
Sedangkan yang berstatus siaga 3, yaitu AWLR Sungai Dua (Sungai Komering), AWLR Serdang Menang (Sungai Komering) dan AWLR Kepahiang (Sungai Musi). Masing-masing dengan TMA 5,24 meeter; 3,08 meter dan 2,936 meter.
BACA JUGA:Pendapatan Menurun, Pengusaha Ojek Bentor Mengeluh
"Mengingat kondisi saat ini, masyarakat diharapankan selalu waspada, mengadakan kegiatan gotong royong dan tidak membuang sampah di aliran sungai maupun parit/got," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel Dr H Herman Deru SH MM telah meninjau kondisi debit air Sungai Lematang di Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muara Enim. Termasuk mampir ke daerah rawan banjir seperti Desa Tanjung Raman.
Langkah proaktif ini untuk memastikan kondisi aliran sungai tetap aman serta mengidentifikasi lokasi-lokasi berisiko tinggi yang memerlukan penanganan cepat. Gubernur mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), termasuk Sungai Lematang.
Gubernur menekankan pentingnya antisipasi terhadap peningkatan debit air, salah satunya Sungai Lematang. Intensitas hujan yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian utama bagi pemerintah provinsi maupun kabupaten. “Peninjauan langsung ke lokasi-lokasi rawan bencana seperti di Desa Tanjung Raman ini dilakukan untuk memetakan secara akurat risiko yang ada,” imbuhnya.
BACA JUGA:Pelantikan PPPK Paruh Waktu Belum Dipastikan
Supaya penanganan cepat dan tepat dapat segera dilakukan guna menanggulangi potensi bencana alam yang mungkin terjadi. Gubernur juga memastikan bahwa kondisi aliran sungai terus dipantau untuk mengantisipasi potensi luapan yang membahayakan. Ini merupakan bagian krusial dari upaya mitigasi risiko banjir yang terkoordinasi di seluruh wilayah, termasuk Muara Enim.
Masyarakat diimbau untuk tetap proaktif dan segera melaporkan ke perangkat desa atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), apabila debit sungai mulai menunjukkan peningkatan. Menurut Deru, kesiapsiagaan perangkat daerah dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalkan risiko bencana. Potensi banjir dapat meningkat secara tiba-tiba. Terutama jika terjadi hujan deras di wilayah ulu. Koordinasi yang baik sangat dibutuhkan,” tukasnya. (*)