Kisah Rosdiana Tinggal di Gubuk Belakang Rumah, Tim dinsos empat lawang beramal Lakukan Kunjunga

Reporter: Andika |

Editor: Ismail |

Sabtu , 30 Mar 2024 - 10:03

Di balik gemerlapnya kehidupan kota, tersembunyi kisah-kisah yang menggugah hati. --

RAKYAT EMPAT LAWANG.- Di balik gemerlapnya kehidupan kota, tersembunyi kisah-kisah yang menggugah hati.

Salah satunya adalah kisah Ibu Rosdiana, seorang wanita berusia 64 tahun yang tinggal diKisah.

Ia dikenal sebagai ibu dari Ujang, seorang pekerja keras yang berjualan bahan bakar bensin eceran di area Talang Banyu. Namun, kehidupan Rosdiana tidak selalu nyaman.

Dalam gubuk belakang rumahnya, Rosdiana tinggal seorang diri, menolak untuk tinggal di rumah utama bersama anak Dan cucu cucunya karena alasan yang membuatnya risih.

Meskipun demikian, kehidupan Rosdiana tidak luput dari perhatian pemerintah.

Tim Dinas Sosial Kabupaten Empat Lawang, di bawah kepemimpinan Eka agustina melalui Nurliansari selaku kepala bidang pemeberdayaan sosial dan penanganan parkir miskin mewakili tim empat lawang beramal dan Rita Purwaningsi, selaku kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindunhan anak, memberikan bantuan yang sedikit namun berarti bagi Rosdiana.

Nurliansari, yang mengetahui tentang keberadaan Rosdiana melalui masyarakat dan media sosial, memberikan penjelasan tentang kunjungannya ke rumah Rosdiana.

Dalam dialog dengan Rosdiana, Nurliansari mengatakan bahwa Rosdiana belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Hal ini menjadi perhatian serius bagi Nurliansari dan berencana membuatkan kartu Indonesia sehat untuk ibu Rosdiana.

Rita Purwaningsi, yang menyampaikan keprihatinannya atas kondisi Rosdiana, terutama mengingat kondisi fisiknya yang kurang sehat.

kisah rosdiana tinggal di gubuk belakang rumah, tim dinsos empat lawang beramal lakukan kunjunga                            rakyat empat lawang.- di balik gemerlapnya kehidupan kota, tersembunyi kisah-kisah yang menggugah hati. 
salah satunya adalah kisah ibu rosdiana, seorang wanita berusia 64 tahun yang tinggal dikisah.
baca juga:upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di empat lawang pemerintah berikan bantuan 
 ia dikenal sebagai ibu dari ujang, seorang pekerja keras yang berjualan bahan bakar bensin eceran di area talang banyu. namun, kehidupan rosdiana tidak selalu nyaman.
dalam gubuk belakang rumahnya, rosdiana tinggal seorang diri, menolak untuk tinggal di rumah utama bersama anak dan cucu cucunya karena alasan yang membuatnya risih.
baca juga:rumah program bantuan bedah rumah ludes terbakar
meskipun demikian, kehidupan rosdiana tidak luput dari perhatian pemerintah. 
tim dinas sosial kabupaten empat lawang, di bawah kepemimpinan eka agustina melalui nurliansari selaku kepala bidang pemeberdayaan sosial dan penanganan parkir miskin mewakili tim empat lawang beramal dan rita purwaningsi, selaku kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindunhan anak, memberikan bantuan yang sedikit namun berarti bagi rosdiana.
nurliansari, yang mengetahui tentang keberadaan rosdiana melalui masyarakat dan media sosial, memberikan penjelasan tentang kunjungannya ke rumah rosdiana.
baca juga:salurkan bantuan beras untuk warga prasejahtera 
dalam dialog dengan rosdiana, nurliansari mengatakan bahwa rosdiana belum memiliki kartu indonesia sehat (kis). 
hal ini menjadi perhatian serius bagi nurliansari dan berencana membuatkan kartu indonesia sehat untuk ibu rosdiana. 
baca juga:pj bupati luncurkan bantuan pangan tahap i
rita purwaningsi, yang menyampaikan keprihatinannya atas kondisi rosdiana, terutama mengingat kondisi fisiknya yang kurang sehat.
selain itu, ujang, selaku anak rosdiana, juga turut memberikan cerita tentang keadaan ibunya.
meskipun telah mengajak rosdiana untuk tinggal di rumahnya dan bahkan istri ujang juga sering mengundang atau mengajak rosdiana untuk tidur di rumah, rosdiana tetap memilih tinggal di gubuk belakang rumah. 
namun, ujang menegaskan bahwa di gubuk belakang itu, rosdiana memiliki semua peralatan rumah tangga yang diperlukan untuk memasak, minum, dan tempat tidur.
kisah ini memperlihatkan ketabahan seorang ibu yang, meskipun hidup dalam keterbatasan dan penyakit yang mengganggu, tetap memilih menjaga kehormatan dan privasinya.
sementara itu, respons cepat dari pihak berwenang menunjukkan pentingnya solidaritas dan kepedulian sosial dalam membantu sesama yang membutuhkan, bahkan dalam skala yang sederhana sekalipun. (*)