Tanpa Bogang

Tanpa Bogang.--

Saya geleng kepala. Begitu banyak orang berolahraga. Lebih 10 kelompok. Pakai musik mereka sendiri-sendiri.  Padahal jarak antar kelompok itu ada yang hanya 10 meter. 

Ada kelompok besar. Ada grup kecil, sekitar 20 orang. Mereka semua senam-dansa. Sport dance. 

Ada yang senam aerobik. Energetik. Ada yang lebih ke arah tari. Slow.

BACA JUGA:Wolverhampton Wanderers Siap Hadapi Burnley

BACA JUGA:Laporan Kasus DBD, Petugas Puskes Gercep Fogging Komplek GTP

Yang seru: antarkelompok itu kan seperti tidak berjarak. Maka kelompok sini bisa dengar musik dari kelompok sana. Saling berebut masuk telinga. Tapi mereka tidak peduli. Masing-masing konsentrasi ke gerakan dan musik kelompoknya sendiri.

Saya pilih bergabung ke salah satu kelompok yang jenis gerakannya medium impact. Seperti yang selalu saya lakukan di Indonesia.

Gerakan di kelompok tari itu terlihat terlalu  low impact. Demikian juga di kelompok line dance. Sulit disebut olahraga.

Tapi yang aerobik itu terlalu high impact. Terlalu berat untuk umur kaki saya.

BACA JUGA:Bulan Ramadhan, AL Azhar Cairo Empat Lawang Berbagi THR dan Takjil

BACA JUGA:Talang Benteng Wakili Lomba BBGRM Provinsi

"Musuh nomor satu orang tua adalah kaki".

Prinsip itu terus saya pegang: biar tua kaki saya harus tetap kuat. Tidak ada cara lain kecuali harus mempertahankan masa otot kaki.

Anda sudah tahu: masa otot manusia akan terus berkurang seiring dengan pertambahan umur. Saya belum menemukan cara lain mempertahankan masa otot kecuali lewat olahraga. 

Maka saya tidak memilih olahraga jalan kaki karena jalan kaki saya anggap bukan olahraga. Tergolong low impact. Tidak cukup bisa untuk mempertahankan masa otot. Kecuali jalan cepat. Secepat 6 km/jam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan