249 Nakes Dipecat Massal

249 Nakes Dipecat Massal Gegara Demo Minta Kenaikan Honor yang Hanya Rp600 Ribu, Sikap Bupati Dikecam.--

REL, Manggarai - Sebanyak 249 tenaga kesehatan (nakes) dipecat oleh Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Pemecatan tersebut berkaitan dengan aksi protes para nakes menuntut perpanjangan kontrak kerja di tahun 2024 serta kenaikan honor.

Diketahui, para nakes yang dipecat tidak kunjung mendapatkan perpanjangan kontrak kerja di tahun 2024 meski sudah melewati Maret.

Keputusan Bupati Manggarai yang memecat 249 nakes tersebut pun dikecam oleh berbagai pihak, termasuk Asosiasi Pekerja Kesehatan Seluruh Indonesia (APKSI).

BACA JUGA:Ruko 3 Lantai Jalan Kepandean Ambruk

BACA JUGA:Hut Empat Lawang Ada Dua Agenda Besar

"Kita mendapat informasi bahwasanya 249 Tenaga Kesehatan non ASN ini hanya mendapatkan upah 400 sampai 600 ribu setiap bulannya. Dengan upah segitu, tentu jauh dari kata layak, ya" ujar Presiden APKSI Sepri Latifan, dikutip VIVA, Sabtu (13/4/2024).

Selain hak-hak pekerjaan para nakes yang tak kunjung dipenuhi, pemecatan itu juga dinilai Sepri sebagai sesuatu yang menyinggung hak menyatakan pendapat di muka umum.

Sementara itu, menurut Wakil Presiden APKSI Saharuddin, mestinya sebelum dilakukan pemecatan harus dicoba selesaikan secara persuasif terlebih dulu.

Sahar menegaskan, para nakes pasti memiliki andil besar bagi kesehatan masyarakat setempat. Belum lagi perjuangan mereka ketika Indonesia dihantam pandemi Covid-19. "Apa reward yang mereka dapatkan tas pengabdiannya menyelamatkan Kabupaten Manggarai? Saya masih berahrap, kedua belah pihak antara Bupati dengan 249 tenaga kesehatan ini dapat dipertemukan dalam mediasi, saya yakin ada solusi terbaik dari setiap masalahnya," ujar Sahar menegaskan.

Hal aneh adalah, setelah para nakes diumumkan dipecat, mereka justru menyampaikan permintaan maaf kepada Bupati Manggarai. Permintaan maaf secara terbuka itu dilakukan melalui pemberitaan media.

Menurut Ketua Persatuan Nakes Non ASN, Elias Ndala, saat ini masih libur Idul Fitri sehingga permintaan maaf tidak bisa disampaikan langsung.

"Kami para tenaga kesehatan non ASN menyatakan bahwa pada awalnya kami dengan semangat ingin memperjuangkan nasib kami menjadi lebih baik namun hasilnya tidak sesuai dengan yang kami harapkan," kata pernyataan tersebut.

Elias pun mengatakan permohonan maaf yang mereka sampaikan adalah kesadaran sendiri dan tanpa paksaan pihak manapun. (*).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan