Politik Hati
Harry, isteri dan dua anaknya.--
Lalu disarankan segera mencari donor.
Sang istri mau. "Tapi postur saya terlalu kecil. Tidak cocok," ujar sang istri.
Dua anaknya masih remaja. Yang pertama baru SMA. Tapi beberapa keluarganya mau jadi donor. Ada yang cocok, ada yang tidak.
Akhirnya diputuskan: kakak ipar Harry yang jadi donor. Namanya: Yafiet Mulyawan. Darahnya pun sama: golongan B.
Rasa kekeluargaan di keluarga Harry luar biasa. Sampai ipar pun mau jadi donor.
Maka Jumat pagi lalu Harry dan Yafiet sama-sama dimasukkan ruang operasi.
Hati Yafiet dipotong separo. Hati Harry diambil semua.
Potongan hati Yafiet itu yang kemudian dipasang di dada Harry.
Kelak, dalam waktu tiga bulan, hati Yafiet akan utuh kembali. Separo hati yang dipasang di Harry pun menjadi hati yang utuh.
Yafiet sendiri hanya satu malam di ICU. Keesokan harinya sudah masuk ke ruang inap.
Harry sampai kemarin memang masih di ICU tapi beberapa selang sudah dilepas. Termasuk selang makanan.
"Barusan sudah bisa ngobrol banyak," ujar sang istri kemarin sore.
Sang istri tadi malam menelepon saya dari ruang ICU. Video call. Harry minta bicara dengan saya. Saya layani. Sebentar. Saya tidak mau merusak penjagaan pasca-transplant yang harus sangat steril.
Suami-istri ini memang berdarah Minang. Harry lahir di Jakarta. Tamat SMAN 1 Jakarta ia langsung masuk UI. Jadilah Harry sarjana ilmu politik.
Sang istri lahir di Bukittinggi. Dia sekolah di Madrasah Sumatera Thawalib Parabek. Lalu kuliah di IAIN Padang: jurusan tafsir hadis.