Asal Usul Pulau Kemaro, Kisah Legenda Cinta Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa

Jika berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, dan sudah mencicipi kulinernyaTidak salahnya jika berwisata ke Pulau Kemaro.-Documen.Rel-

REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Jika berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, dan sudah mencicipi kulinernyaTidak salahnya jika berwisata ke Pulau Kemaro.Pulau Kemaro merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi dan terletak 6 kilometer dari Jembatan Ampera.

Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio).

Pulau Kemaro juga disebut sebagai tempat yang melegenda karena cerita unik dan keistimewaannya.

BACA JUGA:Menikmati Kuliner di Lubuk Linggau, 5 Rekomendasi Tempat Makan Terbaik

Nama Pulau Kemaro berasal dari kata ‘Kemarau’, karena pulau ini tidak pernah tenggelam atau terendam meskipun air Sungai Musi sedang pasang. 

Dikutip dari situs ibs.sumselprov.go.id, asal usul Pulau Kemaro ini yakni dari kisah legenda cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An. 

Siti Fatimah dikisahkan sebagai keturunan Raja Sriwijaya yang menganut agama Islam, sedangkan Tan Bun An yang merupakan putra Raja Tionghoa adalah penganut umat Buddha.

BACA JUGA:KPU Sumsel Pantau Kesiapan Pilkada 2024 di Pagaralam

Meskipun mereka beda keyakinan dan etnis, tidak menjadi kendala bagi keduanya untuk merajut hubungan hingga ke jenjang pernikahan. 

Tan Bun An lalu memboyong sang pujaan hati ke negara asalnya untuk meminta restu dari orangtuanya. 

Setelah merestui pernikahan sang anak, orangtua Tan Bun An lalu memberikan hadiah berupa tujuh guci besar yang berisi emas kepada sang anak dan menantu.

BACA JUGA:Tangkap Dua Pencuri Sepeda Motor, Satu Pelaku Kabur

Setelah beberapa waktu, mereka kembali lagi ke Palembang. 

Sesampai di Palembang, Tan Bun An ingin melihat hadiah emas di dalam guci yang diberikan orangtuanya. 

Tag
Share