BNN Gandeng Dosen dan Mahasiswa Sebagai Duta Antinarkotika

Kepala BNN RI Komjen Pol. Marthinus Hukom (kedua dari kiri) dan Ketua Umum ADI Prof. Mohammed Ali Berawi (kedua dari kanan) menandatangani nota kesepahaman sinergi dalam P4GN-foto : antaranews.com-

REL , Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menegaskan pentingnya peran dosen dan mahasiswa sebagai duta dalam mengampanyekan gerakan antinarkotika dan melawan segala bentuk kejahatan narkotika.

Dalam upaya tersebut, jumlah dosen dan mahasiswa yang besar di Indonesia menjadi potensi signifikan dalam program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika).

Marthinus Hukom menyoroti bahwa potensi dosen dan mahasiswa jangan sampai dimanfaatkan oleh produsen narkotika sebagai pasar. Sebaliknya, potensi besar ini harus digunakan untuk melawan produsen narkotika.

Pernyataan ini disampaikan saat penandatanganan nota kesepahaman antara BNN dengan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) di Jakarta pada Selasa (28/5), sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Kamis.

BACA JUGA:Sastra Masuk Kurikulum Merdeka: Langkah Inovatif Kemendikbud Ristek untuk Tingkatkan Literasi Siswa

BACA JUGA:Jotti Karunawan Raih Gelar Doktor di ITB dengan IPK 3,98 dan Penghargaan Wisudawan Berprestasi

Setelah beraudiensi pada bulan April lalu, BNN dan ADI sepakat untuk bersinergi dalam P4GN. Kesepakatan ini dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Kepala BNN RI dan Ketua Umum ADI, Prof. Mohammed Ali Berawi. Penandatanganan ini disaksikan oleh Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek, Lukman, serta para pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan BNN, dan pengurus ADI.

Komjen Pol. Marthinus mengapresiasi komitmen dan dukungan ADI serta Kemendikbudristek. Ia juga mengajak dosen dan mahasiswa untuk bersama-sama melawan kejahatan narkotika. Ia berharap bahwa dosen yang tergabung dalam ADI memiliki semangat yang sama dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

Penandatanganan nota kesepahaman ini, menurut Marthinus, menjadi kekuatan baru dalam menggerakkan berbagai potensi civitas academica dalam P4GN. "Jangan biarkan generasi muda kita dihancurkan kemanusiaannya," tegasnya.

Ketua Umum ADI, Prof. Mohammed Ali Berawi, menambahkan bahwa kesepakatan kerja sama antara ADI dan BNN merupakan bukti nyata bahwa ADI mendukung berbagai program pemerintah. Hal ini juga menunjukkan komitmen ADI dalam bersama-sama dengan pemerintah menghasilkan generasi muda yang sehat tanpa narkotika dan berdaya saing.

BACA JUGA:Ingin Fokus ke Dakwa dan Pendidikan, Pasangan Ustadz Muhaemin dan Dr Elvera Resmi Undur Diri Pilkada 2024

BACA JUGA:Program Konversi Sepeda Motor Listrik: Langkah Nyata PLN dan ESDM Menuju Transisi Energi

Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Lukman, menyebutkan bahwa saat ini terdapat 4.365 perguruan tinggi dengan 32.589 program studi, 380.000 dosen, dan 9,9 juta mahasiswa di Indonesia. Banyaknya civitas academica ini merupakan aset generasi sumber daya manusia unggul. Lukman berharap BNN bersama ADI, dengan dukungan dari Kemendikbudristek, dapat merawat dan menjaga aset tersebut dari ancaman bahaya narkotika.

Kolaborasi antara BNN dan ADI diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika di Indonesia. Dengan melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai duta antinarkotika, diharapkan dapat tercipta kesadaran luas di kalangan masyarakat untuk melawan kejahatan narkotika, demi menghasilkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan bebas dari narkotika.(*)

Tag
Share