Weton dalam Sejarah tradisi jawa

Ilustrasi - weton--

3. Pahing

4. Pon

5. Wage

BACA JUGA:Menelusuri 13 Jejak Misteri di Kota Solo, Ada Apa Yah?

Dalam tradisi Jawa, weton digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari menentukan hari baik untuk pernikahan, bercocok tanam, hingga acara penting lainnya. Setiap kombinasi hari dan pasaran diyakini memiliki makna dan pengaruh tertentu terhadap karakter dan nasib seseorang.

Misalnya, seseorang yang lahir pada Senin Kliwon dipercaya memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lahir pada Selasa Pahing.

Penentuan ini tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga melibatkan aspek spiritual dan kepercayaan yang mendalam di masyarakat Jawa.

Weton sering digunakan dalam berbagai upacara adat Jawa seperti selamatan, ruwatan, dan tradisi kejawen lainnya. Salah satu contohnya adalah upacara selapanan, yaitu upacara yang dilakukan ketika bayi berusia 35 hari (satu siklus weton) untuk memohon keselamatan dan berkah.

BACA JUGA:Menelusuri 13 Jejak Misteri di Kota Solo, Ada Apa Yah?

Meski zaman telah berubah dan teknologi semakin maju, banyak masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi weton. Bahkan, dalam beberapa aspek, tradisi ini mengalami revitalisasi dan semakin dikenal luas melalui media sosial dan literatur modern.

Di era digital, berbagai aplikasi dan situs web telah dikembangkan untuk memudahkan masyarakat dalam menghitung weton, menjadikan tradisi ini lebih mudah diakses oleh generasi muda.

Weton merupakan bagian integral dari budaya Jawa yang mencerminkan kearifan lokal dan warisan nenek moyang. Meski terkesan sederhana, weton mengandung nilai-nilai filosofi yang mendalam dan menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Pelestarian tradisi ini adalah salah satu cara untuk menjaga identitas budaya dan mengenalkan kekayaan warisan budaya kepada generasi mendatang.(*)

BACA JUGA:Bikin Gempar Dunia! Ternyata Ini Misteri Makam di Puncak Gunung Salak, Kok Gini Yah?

Tag
Share